PageNavi Results No.

Wednesday, August 30

Strategi Belajar Menyenangkan


“Jika awalnya tidak gila, maka seterusnya akan biasa-biasa saja.” Ujar Albert Einstein. Dalam proses belajar tentunya seorang guru harus mampu menguasi kelas, guru tersebut harus bisa diterima oleh peserta didik. Agar bisa menguasi kelas, guru harus bisa menjadi guru yang menyenangkan. Satu menit diawal pelajaran akan menetukan satu jam ke depannya seperti apa. Ini PR yang sangat rumit bagi guru, bagaimana caranya menjadi guru yang menyenangkan, menjadi guru yang bisa diterima oleh peserta didik? Apalagi kalau peserta didik tersebut dikenal super bandel. Betapa sedihnya hati seorang guru ketika dia tidak mendapatkan perhatian dari kebanyakan peserta didiknya. Apalagi guru pemula, biasanya guru pemula sering tidak mendapat sambutan dari siswanya bahkan menjadi bulan-bulanan dibuat stres. Nah, kali ini sobat saya akan berbagi bagaimana cara menjadi guru yang menyenangkan dan bisa diterima oleh peserta didik. Ada beberapa cara atau strategi yang bisa digunakan oleh guru dalam memulai proses belajar yang menyenangkan agar bisa menguasai kelas. Usahakan ketika pertemuan pertama dalam sebuah pembelajaran jangan langsung masuk materi “ sebelum belajar mari kita berdoa. Selesai. Anak – anak sekarang buka buku halaman 6”. Usahakan jangan seperti itu tetapi buatlah dimenit - menit pertama itu menyenangkan dan menarik. Ada empat cara yang bisa dilakukan untuk memulai pembelajaran, antara lain :
a.    Fun Story
Fun story dapat berupa cerita lucu, anekdot, gambar lucu, atau teka-teki yang dapat diperoleh dari pengalaman pribadi, cerita dari pengalaman orang lain, ataupun buku – buku humor dan internet. Contohnya :
“Anak – anak, semalam saya mendapat kiriman e-mail dari seorang sahabat tentang cerita yang luar biasa. Dia bercerita bahwa ada seorang pemuda yang punya kuda ajaib. Ya, ajaib sebab kuda itu punya password atau kata kunci. Jika ingin membuat kuda itu berjalan, passwordnya ‘alhamdulillah’. Tanpa ucapan itu si kuda tidak akan mau jalan. Sebaliknya, jika ingin berhenti passwordnya adalah ‘bismillah’.
“Sang pemuda membawa kuda itu ke kota yang ramai dan bertemu dengan teman lamanya. Melihat kuda yang demikian bagus, sang teman ingin meminjam dan menaiki kuda tersebut. Awalnya, si pemuda pemilik kuda menolak tetapi karena dipaksa, akhirnya pemuda itu rela meminjamkan kuda ajaibnya dan memberikan password-nya.
“Begitu diberi tahu, sang teman menaiki kuda dan mengucapkan ‘alhamdulillah’ sehingga kuda langsung meringik dan berlari. Karena senang, dia mengucap ‘alhamdulillah’ sehingga kuda berlari makin kencang, keluar dari kota, memasuki hutan, dan menuju jurang menganga. Penunggang kuda sangat panik sampai lupa password untuk berhenti. Jurang di depan tinggal 20 meter lagi, dia mash lupa password untuk berhenti. Jurang sudah 10 meter, 5 meter,... 2 meter, 1 meter dan akhirnya pada detik terakhir, si penunggang kuda teringat password untuk menghentikan kuda, lalu langsung meneriakkan passwordnya ‘bismillah’. Kontan, si kuda langsung berhenti di bibir jurang. Begitu melihat dirinya selamat, sang penunggang mengucapkan ‘alhamdulillah’ yang merupakan password kuda untuk berjalan. Tahulah sendiri bagaimana akhir ceritanya!”
Adapun dengan teka-teki. Contohnya :
Bu Dina adalah seorang guru matematika. Awalnya, dia kesulitan menenangkan siswa-siswanya di kelas. Bu Dina menjelaskan sebuah tahap mengerjakan soal matematika di papan tulis, tetapi siswanya asik mengobrol tidak memberikan perhatian kepadanya. Akhirnya bu Dina memberikan intruksi :
“Oke,... tutup buku kalian semua, tutup sebentar! (lalu bu Dina menunjuk salah satu siswa yang asik mengobrol tadi), Coba Abik kamu berdiri, ibu mau tanya sesuatu! Jika kamu tidak bisa menjawab, tolong tunjuk temanmu yang kira-kira bisa menjawab. Jika temanmu itu juga tidak bisa menjawab, maka dia tunjuk temannya lagi, begitupun seterusnya sampai ada yang bisa menjawab.”
Awalnya semua siswa cukup dibuat kaget, apalagi Abik yang memang paling menonjol dan membuat ramai kelas. Namun, dengan terpaksa Abik berdiri juga.
“Abik kamu tahu bebek?” tanya bu Dina
“Tahu dong Bu.” Jawab Abik sambil tersenyum kecil.
“Oke sekarang jawab ya, ada bebek 10, lalu dikali 2. Jadi berapa bebek?”
Hampir semua siswa tertawa melihat Abik berpikir dan akhirnya menjawab. “10 dikali 2, ya ada 20 bebek Bu.” Jawab Abik.
“Kurang tepat”. Sahut bu Dina dan meminta Abik untuk menunjuk temannya untuk menjawab, tetapi Abik tetap diminta untuk berdiri. Abik lalu menunjuk temannya lukman untuk menjawab. Akhirnya lukman berdiri, dia hanya geleng-geleng kepala. Sampai akhirnya lima siswa tidak mampu menjawab, maka bu Dina menjawab.
“Jawabanya adalah hanya ada 8 bebek. ’10 bebek dikali 2’, benar kan? Karena yang dua ada di kali jadi tinggal 8. Jawab bu Dina yang segera diikuti oleh gelak tawa semua siswa.
“Ah, bu Dina bisa saja,” kata Abik sembari tersenyum.
“Oke, ao kita kembali konsentrasi ke materi” kata bu Dina.
Fun story adalah aktivitas yang sederhana, tetapi sangat efektif untuk menghilangkan rasa jenuh, cemas, dan mengembalikan semangat siswa-siswa serta bahagia dalam belajar.  Ada beberapa guru yang masih menganggap belajar itu harus dijauhkan dari humor sebab nanti siswa hanya terpaku pada humornya tidak pada materi belajarnya. Dalam hal ini menurut Dr. Ellen Weber, seorang CEO pada Multiple Intelligence Teaching Approaches (MITA), International Brain, di New York, USA dalam jurnalnya yang berjudul “Expect Brain Benefits from Humor” yang menegaskan hubungan humor atau cerita lucu dengan kekuatan otak dalam belajar. Dari tulisan Dr. Ellen Weber tersebut yang ada dalam situs blognya www.brainleadersandlearners.com bahwa efek fun story ternyata dapat meningkatkan hormon endorfin, yaitu hormon yang bekerja untuk mengurangi rasa capai, cemas, dan menjadikan orang merasa bahagia. Bisa dibayangkan, jika semua siswa merasa bahagia dan tidak takut akan resiko gagal dalam menerima materi pembelajaran setiap hari. Weber mengatakan bahwa fun story dapat merangsang kekebalan tubuh serta menghubungkan pikiran dan tubuh dengan cara yang positif dan sehat, dengan fun story para guru dapat mengurangi stres siswa dari resiko gagal saat menerima pelajaran, meningkatkan emosi positif siswa, dan selalu merasa nyaman saat belajar.
b.    Ice Breaking
Istilah ice breaking sering muncul pada forum-forum pelatihan institusi atau perusahaan. Namun, jarang sekali digunakan dalam kelas. Padahal, kelas adalah tempat untuk melatih siswa-siswa agar muda menerima informasi materi dari guru. Dalam hal ini ice breaking berfungsi untuk pematangan konsep dan kembali masuk ke kondisi cemerlang. Ice breaking dapat digunakan ketika siswa terlihat cukup lelah, dan mulai malas atau tidak bersemangat dalam mengikuti materi pembelajaran. Contoh ice breaking :
“Ayo, berdiri! Bentuk barisan dalam dua puluh detik. Urutkan mulai barisan terdepan sesuai dengan tanggal lahir masing-masing, hanya dalam dua puluh detik. Satu... dua... tiga.. mulai!”. Seketika kelas terlihat riuh denga suara setiap siswa menanyakan tanggal lahir temanya. Setelah tepat dua puluh detik, barisan terbentuk. Ternyata, semua berdiri pada urutan yang tepat. Akhirnya, semua siswa bertepuk tangan meriah dan kembali ke tempat duduknya masing-masing untuk meneruskan tugasnya. Namun, dengan bersemangat.
Ice breaking memang sangat ampuh untuk membuah siswa menjadi lebih bersemangat. Namu, para guru juga harus hati-hati memilih ice breaking yang tepat. Artinya, jangan sampai ice breaking ini meghabiskan waktu jam pelajaran. Harus dibedakan ice breaking yang digunakan untuk training ataupun outbound dangan ice breaking di dalam kelas.
c.     Warmer
Warmer atau pemanasan adalah mengulang materi yang sebelumnya diajarkan oleh guru. Biasanya, warmer digunakan pada pertemuan kedua sebuah materi. Warmer pada apersepsi ini dapat berupa games pertanyaan dan penilaian diri. Contoh games pertanyaan adalah pertanyaan berantai, siswa diberikan pekerjaan rumah untuk membuat sebuah pertanyaan pada selembar kertas berkaitan dengan materi pada saat itu yang akan diserahkan pada pertemuan kedua. Kemudian dipertemuan kedua salah satu siswa membacakan pertanyaan yang telah dibuat olehnya dan menunjuk teman untuk menjawabnya. Jika berhasil menjawab dengan benar maka teman yang ditunjuk boleh membacakan pertanyaannya dan menunjuk teman yang lainnya untuk menjawab pertanyaannya. Jika ada sebuah pertanyaan yang tidak bisa terjawab oleh siswa maka tugas gurulah yang akan menjawabnya.
d.    Brain Gym
Senam otak atau brain gym adalah serangkaian latihan berbasis gerakan tubuh sederhana. Gerakan ini dibuat untuk merangsang otak kiri dan kanan, meringankan atau merelaksai bagian belakang dan bagian depan otak, serta merangsang sistem yang terkait dengan perasaan atau emosional, yakni otak tengah (limbis) serta otak besar (dimensi pemusatan). Untuk melihat contoh senam otak lebih detail bisa kunjungi blog tentang keluarga dan pendidikan anak http://verapermata.multiply.com/journal/item/92 .

Nah, itulah sobat contoh cara-cara yang bisa digunakan untuk membuat siswa aktif dalam proses belajar. Kesemua cara tersebut bisa digunakan dalam proses belajar, hanya saja perlu diperhatikan kadar menerapkannya.

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment