HUKUM GUNNAH MUSYADADAH, ALIF LAM, NUN MATI/TANWIN, MIM MATI, HUKUM RO, LAM JALALAH, HURUF BERTAYDID
A.
Hukum
Gunnah Musyadadah
1.
Pengertian
Gunnah Musyadadah (نّ - مّ)
Yang dinamakan
ghunnah musyaddadah adalah apabila ada nun bertasydid (نّ) atau mim bertasydid (مّ).
Setiap ada nun atau mim bertasydid tersebut maka harus dibaca dengung ke hidung
yang sempurna (2 / 3 harakat).
Perhatikan contoh berikut :
Perhatikan contoh berikut :
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ - عَمَّ يَتَسَاءَلُوْنَ
Alif – Lam
dibagi menjadi dua macam yaitu Alif – Lam Qomariyah dan Alif – Lam Syamsiyah.
1.
Alif
– Lam Qamariyah ال قَمَرِيَّهْ
Alif lam
qamariyah sendiri adalah hukum bacaan dimana alif lam bertemu dengan beberapa
huruf hijaiyah, dan berbeda dengan alif lam syamsiyah. Alif
lam qamariyah juga disebut dengan istilah idzhar qamariyah karena sesuai dengan
hukum bacaan idhzar, alim lam qamariyah terbaca dengan jelas atau dengan
kata lain huruf alim lam dibaca sesuai dengan lafalnya yakni ‘al’. Ada empat belas huruf alif lam qamariyah yang
bisa dikenali yaitu :
ا ب ج ح خ ع غ ف ق ك م و غ ه ء ي
Berikut ini adalah
beberapa contoh bacaan Al - Qamariyah antara lain :
اَلهُدَى dibaca al
– hudaa
اَلْيَقِيْنِ dibaca al
– yaqiini
اَلْغَفُوْرُ dibaca al
– ghafuuru
اَلْبِئْرُ dibaca al
– bi’ru
اَلْكُفْر dibaca al
- kufru
2.
Alif – Lam Syamsiyah ال
شَمْسِيَّهْ
Al
Syamsiyah disebut juga Idgham Syamsiyah. Dikatakan Idgham Syamsiyah karena
suara Alif lam di idghamkan ke dalam huruf Syamsiyah yang ada dihadapannya,
sehingga suara alif lam menjadi lebur karena dimasukkan dengan huruf Syamsiyah
tersebut. Adapun huruf syamsiyah jumlahnya ada empat belas, yaitu :
ت ث د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ل ن
Contoh
bacaan Al – Syamsiyah antara lain :
اَلشَّيْطَنُ dibaca asysyaithanu
اَلنَّعِيْمِ dibaca anna’iimi
اَلسَّمَاءِ dibaca assamaai
اَلرَّ حْمنُ dibaca arrahmaanu
اَلتَّوْ
بَةُ dibaca attaubatu
Perbedaan Alif – Lam Qomariyah dan
Alif – Lam Syamsiyah terdapat pada penulisan harakatnya jika Al – Qomariyah itu
menggunakan sukun ( الْ ) sedangkan Al –
Syamsiyah menggunkan tasydid ( الّ
).
C. Hukum Nun mati ( نْ
) dan Tanwin (ًٌٍ)
Hukum nun mati atau tanwin dibagi menjadi
lima, antara lain :
1. Idgham Bigunnah إِدْغَامْ بِغُنَّهْ
Yang dinamakan idgham bigunnah ialah nun
mati ( نْ ) atau tanwin (ًٌٍ)
bertemu salah satu huruf ي – و – م – ن
bila disingkat bisa dibaca يَنْمُوْ. Cara membacanya yaitu dilebur atau dimasukan dengan
disertai gunnah atau dengung. Seperti contoh :
a) Contoh nun mati ( نْ
) atau tanwin bertemu dengan ya ( ي
)
لِمَنْ
يَرَ ى dibaca limayy – yara
وُ
جٌوْهٌ يَوْ مَئِدٍ dibaca wujuuhuyy – yawmaidin
b) Contoh nun mati (
نْ ) atau tanwin bertemu dengan wau (( و
مِنْ
وَرَائِهِمْ dibaca miww – waraaihim
عَذَابٌ
وَاصِبٌ dibaca ‘adzaabuww – waashibun
c) Contoh nun mati ( نْ
) atau tanwin bertemu dengan mim (م )
نَكُنْ
مَعَكُمْ dibaca nakumm – ma’akum
فَتْحًامُبِيْنًا dibaca fathamm
– mubiinaa
d) Contoh nun mati ( نْ
) atau tanwin bertemu dengan nun ( ن )
مِنْ
نَاصِرِيْنَ dibaca minn
– naashiriin
حِطَّةٌ
نَغْفِرْلَكُمْ dibaca hithatunn
– naghfir lakum
Tetapi apabila nun mati ( نْ )
bertemu dengan huruf idgham dalam satu kalimat tidak jadi idgham tetapi tetap
idzhar atau dibaca jelas. Contohnya :
قِنْوَانٌ dibaca qinwanun
دُنْيَا dibaca dunyaa
بُنْيَانٌ dibaca bunyaanun
2.
Idgham Bilaghunnah إِدْ غَامْ بِلَاغُنَّهْ
Yang dinamakan idgham bilaghunnah ialah nun
mati ( نْ ) atau tanwin (ًٌٍ)
bertemu dengan huruf ل atau ر.
Cara membacanya dilebur atau dimasukan tapi tidak disertai gunnah atau dengung.
a) Contoh nun mati ( نْ
) atau tanwin bertemu dengan lam ( ل
)
مِنْ لَدُ
نْكَ dibaca mill – ladunka
قَلِيْلٍ
لَيُصْبِحُنَّ dibaca qoliilill – layushbihunna
b) Contoh nun mati ( نْ
) atau tanwin bertemu dengan ro ( ر
)
مِنْ
رَبِّهِمْ dibaca mirr – rabbihim
عِيْشَةٍ
رَا ضِيَةً dibaca ‘iisyatirr – raadliyah
3. Idzhar إِظْهَارْ
Yang dinamakan dengan idzhar ialah nun
mati bertemu dengan huruf – huruf halqi
(huruf – huruf yang keluar dari tenggorokan). Cara membacanya dibaca dengan
jelas tidak memakai gunnah. Huruf – huruf halqi antara lain :
ا ه ح خ ع غ
Atau bisa disingkat dengan اِغْحِ خَعَهْ
. Contoh bacaan idzhar ada dua macam :
a. Bertemunya nun mati ( نْ ) atau tanwin dengan
huruf idzhar dalam satu kalimat :
يَنْعِقُ dibaca yan – ‘iqu
لِاَحَدٍ
عِنْدَهُ dibaca liahadin – ‘indahu
b. Bertemunya nun mati ( نْ ) dengan huruf idzhar dikalimat lain :
مِنْ
اُمَّةٍ dibaca min – ummatin
اِنْ
هُوَ dibaca in – huwa
4. Ikhfa’ إِخْفَاءْ
Yang dimaksud dengan ikhfa adalah apabila
ada nun mati ( نْ ) atau tanwin (ًٌٍ)
bertemu dengan huruf ث ج د ذ ز س ش ص ض ط ظ ف ق ك ت.
Huruf – huruf ikhfa’ berjumlah 15 yang mana apabila nun mati ( نْ )
atau tanwin (ًٌٍ)
bertemu dengan huru – huruf tersebut maka cara membacanya adalah berubah
menjadi “NG” disertai dengan dengung. Contoh bacaan ikhfa’ ada
dua macam :
a)
Bertemunya nun mati ( نْ
) dengan huruf ikhfa’ dalam satu kalimat :
فَلْيَنْظُرُ dibaca falyangzhuru
مَنْثُوْرًا dibaca mangtsuuran
b)
Bertemunya nun mati ( نْ )
atau tanwin dengan huruf ikhfa’ dikalimat
lain :
عَنْ
صَلَا تِهِمْ dibaca ‘angsholaatihim
مَاءً
ثَجَّاجًا dibaca maa angtsajjaajan
5. Iqlab إِقْلَا بْ
Yang dinamakan iqlab adalah apabila ada nun mati ( نْ ) atau tanwin (ًٌٍ)
bertemu dengan huruf ب. Maka cara membacanya berubah menjadi “M”. Seperti
contoh :
مِنْ بَعْدِ dibaca mimm ba’di
سَمِيْعٌ بَصِيْرٌ dibaca samii’umm bashiirun
D. Hukum Mim Mati اَلْحُكْمُ " مْ "
Mim mati bertemu dengan sesuatu huruf hijaiyah terbagi dalam tiga hukum,
yaitu :
1. Idghom mutamasilain إِدْغَامْ مُتَمَاثِلَيْن
Yang dimaksud idghom mutamasilain atau idghom mimi yaitu apabila ada mim
mati ( مْ
) bertemu dengan huruf mim ( م ). Cara membacanya
disertai dengan dengung ke hidung. Contohnya :
رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ dibaca rabbihimm – mingkulli
لَهُمْ مَثَلاً dibaca lahumm
– matsalan
2. Ikhfa’ syafawi إِخْفَاءْ شَفَوِى
Yang dimaksud ikhfa’ syafawi yaitu apabila
ada mim mati ( مْ ) bertemu dengan
huruf ba ( ب ). Cara membacanya sama disertai dengan
dengung ke hidung. Contohnya :
نَبَأَهُمْ بِالْحَقِّ dibaca naba`ahumm
– bilhaqqi
كَلْبُهُمْ بَاسِطٌ dibaca kulbuhumm
– baasithun
3. Idzhar إِظْهَارْ
Yang dimaksud idzhar yaitu apabila ada mim
mati ( مْ ) bertemu dengan huruf selain mim ( م ) dan ba ( ب
). Maka cara membacanya adalah dibaca dengan jelas tanpa dengung. Contoh :
وَلَهُمْ عَذَا بٌ dibaca walahum ‘adzaabun
مِنْ اَمْرِنَا dibaca min
amrinaa
Dan apabila mim mati ( مْ ) bertemu dengan huruf fa ( ف
) dan huruf wawu ( و ) maka hukumnya
idzhar syafawi, artinya idzhar yang sangat jelas.
E. Hukum ro اَلْحُكْمُ " ر "
Hukum ro terbagi menjadi tiga macam, yaitu
:
1. Tafkhim تَفْخِيْم
Yang dimaksud dengan tafkhim yaitu huruf ro dibaca tebal. Contohnya
apabila :
a) Huruf ro berharokat fathah atau dhommah ( , رً , رٌ رَ , رُ
).
رَبَّنَا – رُزِقْنَا - خَبَرًا
b) Huruf sebelum ro mati ( رْ ) berharokat fathah atau dommah.
بَرْدٌ – يَرْقُضُوْنَ – تُرْحَمُوْنَ
c) Huruf sebelum ro mati ( رْ ) berharokat kasrah ‘aridhah (kasrah yang bukan
ashliyah), yaitu seperti kasrah yang ada pada hamzah dari sebagian fi’il ‘amr.
Hamzah tersebut dinamakan hamzah washol, karena bila
diwasholakan/disambung hamzah itu hilang.
إِرْجِعُوْا disambung فَارْجِعُوْا
إِرْفَعُوْا disambung وَارْفَعُوْا
إِرْحَمُوْا disambung فَارْحَمُوْا
2.
Tarqiq تَرْ قِيقْ
Yang dimaksud dengan tarqiq yaitu huruf ro dibaca tipis. Contohnya
apabila :
a) Huruf ro berharokat kasrah ( رِ , رٍ ).
كَرِيْمٌ – تَجْرِ ى – بِضُرٍّ
b) Huruf sebelum ro mati ( رْ ) berharokat karsroh.
فَكَبِّرْ – فَبَشِّرْ هُمْ – فَأَنْذِرْ
c) Huruf ro hidup didahului oleh ya mati ( يْ ), bila diwaqof/dihentikan dibaca tarqiq.
قَدِيْرٌ – خَبِيْرٌ – كَبِيْرٌ
3.
Tarqiq atau tafkhim تَرْ قِيقْ / تَفْخِيْم
Huruf ro boleh dibaca tarqiq dan boleh dibaca tafkhim,
bila ro itu mati dan didahului oleh huruf berharokat kasrah, tetapi menghadapi huruf
isti’la (terangkatnya lidah ketika melafalkan huruf). Huruf isti’la ada
tujuh : خ ص ض غ ط ق ظ . Contohnya :
لَبِا لْمِرْ صَادِ – فِرْ قَةٌ – قِرْ طَاسٌ
F. Lam Jalalah
Lam jalalah atau ال
pada lafadz Allah hukumnya terbagi menjadi dua macam, yaitu :
1. Tafkhim تَفْخِيْم
Lafadz ﷲ dibaca tafkhim (tebal) berbunyi “Alloh”
(seperti bunyi “o”), bila huruf sebelumnya berharokat fathah atau dhommah.
Contoh :
رَسُوْلُ
اللّهِ dibaca rosuululloohi
رَحْمَةُاللّهِ dibaca rohmatulloohi
نَصْرٌ
مِنَ اللّهِ dibaca nashrumm –
minalloohi
2. Tarqiq تَرْ قِيقْ
Lafadz ﷲ dibaca tafkhim (tebal) berbunyi “Allah” bila
huruf sebelumnya berharokat kasrah. Contoh :
بِسْمِ اللّهِ dibaca bismillaahi
أَعُوْ
ذُ بِاللّهِ dibaca a’udzu
billaahi
فِيْ
سَبِيْلِ اللّهِ dibaca fiisabiilillaahi
G. Hukum Huruf
Bertasydid ( ّ )
Tasydid ( تَشْدِ
يدْ ) atau syaddah ( شَدَّة) adalah harokat yang
berbentuk layaknya huruf “w” yang diletakan diatas huruf arab. Cara
membaca huruf bertasydid adalah adanya penekanan dua harokat tetapi bisa saja
lebih seperti pada gunnah musyadadah. Tasydid ini terbagi menjadi dua
macam, yaitu :
1. Tasydid hukum
Yang dimaksud dengan tasydid hukum adalah tasydid yang
terjadi sebab terdapat suatu hukum pertemuan atau peleburan dalam huruf
hijaiyah satu dengan huruf berikutnya. Tasydid hukum cara membacanya seperti hukum
idghom. Contohnya :
وَمَنْ يَعْمَلْ = وَمَنْ يَّعْمَلْ
2. Tasydid ashli
Yang dimaksud dengan taydid asli adalah tasydid yang
terjadi karena sudah sesuai dengan asalnya, atau bisa juga dikatakan bukan
dikarenakan oleh hukum peleburan/pertemuan. Tasydid ashli bisa diartikan
sebagai dua huruf hijaiyah yang sama dan terdapat dalam satu kalimat. Contohnya
:
فَلَمَّا – إِنَّهُ - كُنَّ
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam membaca Al – Qur’an kita dianjurkan untuk membacanya dengan
tartil/tajwid sesuai dengan firman Allah pada QS. Al – Muzzammil (73 ) : 4 dan
pada QS. Al – Furqan (25) : 32. Yang mana hukum belajar ilmu tajwid adalah
fardhu kifayah, akan tetapi mempergunakan ilmu tajwid dalam membaca Al – Qur’an
adalah fardhu ‘ain. Oleh karena itu begitu pentingnya belajar ilmu tajwid ini
dari mulai macam – macam hukum nun mati, hukum guunnah, alif lam, hukum mim
mati, dan lam jalalah, dari mulai bagaimana cara mengetahuinya sampai cara
mempraktekannya. Setelah membaca dan membuat makalah ini penulis mengetahui apa
saja yang telah dibahas diatas yang insya allah kita semua sama – sama belajar
dan mempraktekannya.
Daftar Pustaka
1. Sjafi’i Mas’ud. 1967. Pelajaran Tajwid. Bandung.
MG. Semarang.
2. Diakses dari internet tanggal 30 juli 2017,
tesedia dalam :
a. http://tpq-rahmatulisan.blogspot.co.id
0 comments:
Post a Comment