SEJARAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
A.
Lembaga –
lembaga Pendidikan di Masa Rasulullah ﷺ
Melihat
pentingnya lembaga – lembaga pendidikan dalam mentiapkan sumber daya manusia yang
berkualitas, sejak awal Rasulullah ﷺ telah
memberikan perhatikan khusus kepada pengembangan pendidikan. Ketika pertama
kali mengembangkan ajaran Islam di kota Mekkah, beliau menggunakan beberapa
lembaga sembagai sentra pendidikan untuk mengajarkan agama Islam.
1.
Darul
Arqam
Darul Arqam adalah rumah yang dijadikan Rasulullah ﷺ untuk
menyampaikan ajaran islam pertama kali. Oleh sebab, itu rumah dapar disebut
sebagai tempat pendidikan pertama yang diperkenalkan Rasulullah ﷺ ketika islam
baru mulai berkembang di kota Mekkah. Rasulullah ﷺ
sengaja memilih rumah sebagai tempat
menyampaikan ajaran islam pertama kali, untuk menghindari perlakuan buruk kaum
Quraisy. Mengajarkan islam secara sembunyi – sembunyi merupakan pilihan terbaik
ketika itu, agar umat islam tidak mengalami kekerasan. Rumah yang beliau pilih
adalah rumah sahabat Al – Arqam bin Abil Arqam Al – Makhzumi yang terletak di
Safa. Awalnya, jumlah kaum muslimin yang hadir masih sangat kecil, tetapi makin
hari makin bertambah hingga mencapai 38 orang, yang terdiri dari golongan
bangsawan Quraisy, pedagang dan hamba sahaya.
Keberhasilan Rasulullah ﷺ
mendidik para sahabat dari rumah, hendaknya
menjadi pelajaran bagi kaum muslimin saat ini. Rumah di era sekarang seyogianya
menjadi wahana pertama bagi penanaman nilai – nilai keislaman dan ilmu
pengetahuan kepada anak – anak, agar kelak mereka siap mengarungi kehidupan
luar rumah yang penuh tantangan.
2.
Masjid
Besarnya peran masjid dalam membangun umat, sejak awal telah
menjadi perhatian Rasulullah ﷺ . Setelah hijrah ke
Madinah, tempat yang pertama kali Beliau bangun adalah masjid. Rasulullah ﷺ
memusatkan pendidikan kaum muslimin di masjid
– masjid. Masjid Quba’ merupakan masjid pertama yang dijadikan Rasulullah ﷺ
sebagai institusi pendidikan. Di dalam masjid
Rasulullah ﷺ mengajar dan memberi khutbah dalam bentuk halaqah
dimana para sahabat duduk mengelilingi beliau untuk mendengar dan melakukan
tanya jawab berkaitan urusan agama dan kehidupan sehari – hari. Diantara masjid
yang dijadikan pusat penyebaran ilmu dan pengetahuan ialah Masjid Nabawi,
Masjidil Haram, Masjid Kufah, Masjid Basrah, dan masih banyak lagi.
3.
Suffah
Suffah merupakan ruangan atau bangunan yang tersambung dengan
masjid. Suffah dapat dilihat sebagai sebuah sekolah, karena kegiatan pengajaran
dan pembelajaran dilakukan secara teratur dan sistematik. Misalnya masjid
Nabawi yang mempunyai Suffah yang digunakan untuk majlis ilmu. Mereka yang
tinggal di suffah disebut Ahl as – suffah.
4.
Kuttab
Penggunaan kuttab sebagai tempat belajar sebenarnya, telah ada
sebelum agama islam datang. Bangsa Arab mendirikan kuttab untuk memberikan
pendidikan kepada anak – anaknya. Hanya saja, fungsi lembaga pendidikan
tersebut tidak berjalan dengan maksimal.
Setelah islam datang barulah peranan kuttab sebagai tempat menuntut ilmu
dan pengetahuan mendapat perhatian. Rasulullah ﷺ
meminta sahabat yang pandai membaca dan
menulis untuk menularkan ilmunya kepada kaum muslimin secara sukarela. Bahkan
Rasulullah ﷺ juga pernah memerintahkan tawanan perang badar
yang mampu membaca dan menulis untuk mengajar sepuluh anak muslim sebagai
syarat pembebasan mereka.
B.
Pusat
Pendidikan Pasca Rasulullah ﷺ
Periode pendidikan pasca wafatnya Rasulullah ﷺ
meliputi masa kekhalifahan Bani Umayyah (662
– 750 M) dan Bani Abbasiyah (751 – 1258 M). Pada masa tersebut, institusipendidikan
awal seperti masjid dan kuttab terus dikembangkan dan didukung oleh para
khalifah yang memerintah. Selain itu, institusi pendidikan tinggi dan lanjutan
mulai diperkenalkan, sehingga melahirkan golongan sarjana dan cendekiawan
muslim dalam berbagai ilmu.
Berikut ini adalah pusat –
pusat pendidikan yang ada pasa masa Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah :
1.
Rumah
– rumah Para Ulama dan Istana
Terdapat
beberapa rumah ulama yang digunakan sebagai tempat pertemuan untuk majelis –
majelis ilmu, seperti rumah Ibnu Sina, Muhammad Ibnu Tahir Bahron, dan Abu
Sulaiman. Di samping itu, istana khalifah juga turut dijadikan sebagi tempat
perkembangan ilmu. Sebagai contoh, khalifah Mu’awiyah bin Abu Sufyan mengundang
ulama dan cendekiawan pandai untuk membincangkan sejarang peperangan, sejarah
raja – raja Persia, sejarah Bangsa Arab, dan sistem pemerintahan dan negara.
2.
Perpustakaan
Ketika itu, terdapat tiga jenis perpustakaan :
a.
Perpustakaan
Umum
Perpustakaan umum ialah
perpustakaan yang didirikan untuk keperluan orang banyak. Perpustakaan umum
pertama didirikan oleh Khalifah Harun ar – Rasyid di kota Baghdad dan dikenal
dengan nama Baitul Hikmah. Baitul Hikmah ini berfungsi sebagai gedung buku,
yang memuat buku – buku yang ditulis dalam berbagai bahasa, seperti bahasa
Yunani, Persia, India, Latin dan lain sebagainya.
b.
Perpustakaan
Semi Umum
Perpustakaan jenis ini biasanya dimiliki oleh khalifah atau raja –
raja yang dibangun dalam kompleks istana. Perpustakan ini tidak dibuka untuk
umum, hanya untuk kalangan tertentu saja. Misalnya, kerajaan Fatimiyah
mendirikan perpustakaan besar di Istana Kairo untuk menyaingi perpustakaan
khalifah – khalifah Baghdad (Abbasiyah).
c.
Perpustakaan
Khusus
Perpustakaan ini merupakan perpustakaan pribadi yang tidak dapat
digunakan oleh publik. Perpustakaan jenis ini biasanya dibangun oleh ulama atau
sastrawan di rumah mereka masing – masing. Misalnya perpustakaan Hunain bin
Ishaq.
3.
Madrasah
Pada masa Umayyah, sekolah – sekolah atau madrasah mulai didirikan
sebagai pengganti masjid – masjid yang sudah tidak dapat menampung keperluan
pendidikan dari segi ruang dan kelengkapan pembelajaran. Berikut adalah
beberapa madrasah yang sangat terkenal pada masa Bani Umayyah :
a.
Madrasah
Mekkah
Guru pertama yang mengajar di mekkah, sesudah penduduk Mekkah
takluk, ialah Mua’adz bin Jabal. Dialah yang mengajarkan Al – Qur’an dan mana yang
halal dan haram dalam islam.pada masa khalifah ‘Abdul Malik bin Marwan,
‘Abdullah bin ‘Abbas pergi ke Mekkah, lalu mengajar di Masjidil Haram dan
‘Abdullah bin ‘Abbas-lah yang membangun madrasah Mekkah, yang termasyhur ke
seluruh negeri Islam.
b.
Madrasah
Madinah
Madrasah Madinah lebih termasyhur dan lebih mendalam kajian
ilmunya, karena disanalah tempat tinggal para sahabat – sahabat Nabi. Pada saat
itu banyak ulama – ulama yang terkemuka.
c.
Madrasah
Basrah
Ulama dan sahabat yang termasyhur di Basrah ialah Abu Musa Al –
Asyari dan Anas bin Malik. Abu Musa AL – Asy’ari adalah ahli fiqih dan ahli
hadits, serta alhi Al – Qur’an. Sedanglan Anas bin Malik sangat termasyhur
dalam ilmu hadits.
Selain
yang disebutkan diatas masih ada beberapa lagi, seperti Madrasah Kufah,
Madrasah Damsyik (Syiria), Madrasah Fustat (Mesir). Perkembangan
Madrasah sebagai pusat pendidikan semakin mengalami kemajuan pada masa Bani
Abbasiyah dan bisa dibilang sebagai zaman keemasan islam yang berpusat di
Baghdad, yang berlangsung selama kurang lebih lima abad (750 – 1258 M).
Sumber
: M. Syafii, Antonio. 2010. Ensiklopedia Leadership & Manajemen Muhammad
SAW “The Super Leader Super Manager” jilid 6. Sang Pembelajar dan Guru
Peradaban Learning & Educator. Jaksel. TAZKIA PUBLISHING.
0 comments:
Post a Comment