PageNavi Results No.

Thursday, August 3

FILSAFAT ILMU "Karakter Manusia Dilihat dari Pengetahuannya"

FILSAFAT ILMU


Kita tentunya sering mendengar kata ilmu pengetahuan bahkan kata itu sudah tidak asing lagi di telinga kita, seperti ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial dan lain sebagainya. Tapi apakah teman – teman tahu bahwasanya terdapat berbedaan antara ilmu dengan pengetahuan. Jika ilmu sifatnya science knowledge, lebih khusus tetapi jika pengetahuan bersifat Daily knowledge segala sesuatu dalam keseharian atau semua hal yang ditangkap oleh panca indra itu adalah pengetahuan, kita melihat orang meniup balon, kita pergi ke kampus menikuti pelajaran matematika, fisika, biologi, kita merasakan garam, mendengarkan radio, itu adalah pengetahuan. Jadi bisa dikatakan semua ilmu adalah pengetahuan (contohnya seperti  ilmu pengetahuan alam, ilmu psikologis dan ilmu kedokteran), tapi tidak semua pengetahuan adalah ilmu contohnya pengetahuan bahwa ibu kos itu galak, nonton youtube, wanita itu cantik, mawar itu merah, ini tidak bisa dikatakan sebagai ilmu. Karena ilmu lebih bersifat khusus dan ilmiah, singkatnya ilmu adalah bagian dari pengetahuan tetapi pengetahuan belum tentu bagian dari ilmu. Pengetahun bisa dikatakan ilmu jika kajiannya sudah ada obyeknya yang sangat jelas, metodenya yang sangat jelas, sudah sistematis sudah tersusun dengan baik ada teori dan cara pemecahannya, kemudian ilmu bersifat universal berlaku umum dan dimanapun. Sederhananya ilmu adalah pengetahuan ilmiah sedangkan pengetahuan adalah pengetahuan sehari – hari.

Ilmu barat atau pengetahuan barat itu sangat menekankan pada pengetahuan yang empiris (pengetahuan yang melalui proses pengalaman indrawi) karena bangsa barat menganggap bahwa ilmu itu hanyalah yang nampak  terlihat oleh indrawi dan dapat dibuktikan, tetapi mereka sadar juga bahwa memang indrawi mempunyai keterbatasan. Tapi dalam islam bukan hanya pengetahuan empiris saja. Dalam islam ada yang namanya ilmu ghaib, kalau kita melihat Al – Qur’an ada pada QS. Al – Baqarah (2) : 3, kita disuruh percaya kepada yang ghoib, yang ghoib itu tidak mungkin dilihat oleh pengalaman indrawi atau dibuktikan secara empiris. Tapi kita harus percaya bahwasahnya yah memang hal yang hoib itu ada, contoh hal yang ghoib itu seperti ilham, wahyu, ramalan, perdukunan, debus. Itukan ada ilmu yang seperti itu. Berbeda dengan sekarang teruma orang barat mereka menganggap ilmu tersebut hanya sekedar mistik atau sihir yang tidak bisa dijelaskan secara empiris, tidak masuk akal. Tetapi pada kenyataanya kalau kita kaji secara mendalam ilmu – ilmu tersebut bisa dijelaskan secara fisika dan science. Jadi yang tadinya ghoib tidak menjadi ghoib lagi karena memang bisa dijelaskan secara science, contoh debus bisa jalan diatas beling, bisa makan beling ternyata itu sudah diuji cobakan secara ilmiah coba teman – teman baca buku mestakung (Semesta Mendukung) karya Prof. Yohanes Surya Ph.D.
Empat macam karakter manusia dilihat dari pengetahuannya :
  1. Manusia yang tahu dalam ketahuanya (saya tahu karena saya mengetahuinya) ini positif;
  2. Manusia yang tahu dalam ketidaktahuannya (saya tahu bahwa diri saya ini tidak tahu), ini juga masih positif. Jadi yang ke dua ini manusia sadar bahwa dirinya tidak tahu. Makanya karekter manusia itu kepo (ingin tahu segala hal), kenapa? Karena manusia tipe kedua ini sadar kalau dirinya banyak tidak tahu;
  3. Manusia yang tidak tahu dalam ketahuannya (tidak sadar kalau sebenarnya dirinya itu tahu), ini masih positif;
  4. Manusia yang tidak tahu dalam ketidak tahuannya (dia tidak sadar atau tidak tahu kalau dirinya tidak tahu), manusia tipe ke tiga ini bisa dibilang manusia sok tahu. Tidak tahu saja sudah termasuk bodoh ditambah sok tahu jadi tipe yang ke tiga ini jaahilun murakab (orang yang bodoh bertingkat – tingkat).
Manusia tipe pertama dan kedua ini harus dikembangkan kalau anda sudah tahu coba keluarkan pengetahuan anda, coba perbanyak wawasan anda dan ketika anda punya perasaan sadar tidak tahu maka cari tahu mana yang anda belum tahu jangan sampai sok tahu. Seorang pembelajar yang baik harus tahu akan dua hal ini sadar dirinya tahu dan sadar dirinya tidak banyak tahu, dari sini kemudian orang akan belajar. Orang yang banyak membaca buku akan sadar bahwa dirinya banyak tidak tahu tapi kalau jarang membaca buku pasti dirinya tidak akan sadar kalau tidak banyak tahu, karena buku adalah jendela ilmu. 
Download file KLIK DI SINI

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment