PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Secara
historis akhlak tasawwuf adalah pemandu perjalanan hidup umat manusia agar
selamat dunia dan akhirat, itu di karenakan Akhlak Tasawuf merupakan salah satu
khazanah intelektual Muslim yang kehadirannya hingga saat ini semakin
dirasakan. Tidaklah berlebihan jika misi utama kerasulan Muhammad saw. adalah
untuk menyempurnakan akhlak yang mulia, dan sejarah mencatat bahwa faktor
pendukung keberhasilan dakwah beliau itu antara lain karena dukungan akhlaknya
yang prima.
Melihat
betapa pentingnya akhlak tasawuf dalam kehidupan ini tidaklah menghe-rankan
jika akhlak tasawuf ditentukan sebagai mata kuliah yang wajib diikuti oleh kita
semua. Sebagai upaya untuk menanggulangi kemerosotan moral yang tengah dialami
bangsa ini.
Untuk
mengungkap segala permasalahan yang terkait dengan Akhlak Tasawuf, kami akan
mencoba menguraikannya dalam makalah singkat yang berjudul “Pengertian dan
manfaat Mempelajari Akhlak Tasawuf”.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apa pengertian akhlak dan tasawwuf itu ?
2.
Apa saja hubungan akhlak dan tasawwuf ?
3.
Apa saja ruang lingkup akhlak dan tasawwuf ?
4.
Apa tujuan mempelajari akhlak dan tasawwuf ?
5.
Apa manfaat mempelajari akhlak dan tasawwuf ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk memahami
pengertian akhlak dan taswwuf.
2.
Untuk mengetahui hubungan akhlak dan tasawwuf.
3.
Untuk mengetahui ruang lingkup akhlak dan tasawwuf.
4.
Untuk mengetahui tujuan mempelajari akhlak dan tasawwuf.
5.
Untuk mengetahui mamfaat mempelajari akhlak dan tasawwuf.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlak dan
Tasawwuf
1.
Pengertian Akhlak
Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, kata akhlak diartikan
sebagai budi pekerti atau kelakuan. Kata
akhlak meskipun diambil dari bahasa Arab (yang biasa
berartikan tabiat, perangai kebiasaan, bahkan agama),
Sedangkan menurut
istilah, para pakar dalam bidang ini mengemukakan definisi akhlak sebagai
berikut;
a.
Ibnu Miskawaih
حَالٌ لِلنَّفْسِ دَاعِيَةٌ لَهَا اِلٰى
اَفْعَالِهَا مِنْ غَيْرِ فِكْرٍ وَلَا رُوِيَةٍ
Sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan
tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
b.
Imam Al-Gazali
عِبَارَةٌعَنْ هَيْئَةٍ فِى النَّفْسِ
رَاسِخَةٌ عَنْهَا تَصْدُرُ الْافْعَالُ بِسُهُوْلةٍ وَيُسْرِ مِنْ غَيْرِحَاجَةٍ
اِلٰى فِكْرٍ وَرُؤْيَةٍ
Sifat yang
tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan
mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
c.
Ibrahim Anis
حَالٌ
لِلنَّفْسِ رَاسِخَةٌ تَصْدُرُ عَنْهَا الْاَفْعَالُ مِنْ خَيْرٍ اَوْ شَرٍّ مِنْ
غَيْرِ حَاجَةٍ اِلٰى فِكْرٍ وَرُؤْيَةٍ
Sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam
perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.(Abuddin Nata, 2010:02)
d.
Prof. Dr. Ahmad Amin
عَرَّ فَ بَعْضُهُمُ الْخُلُقَ بِأَنَّهُ
عَادَةُ الْاِرَادَةِ يَعْنِى أَنَّ الْإرَادَةَ اِذَا اعْتَادَتْ شَيْأً
فَعَادَتُهَا هِيَ الْمُسَمَّاةُ بِالْخُلُقِ
Sementara orang membuat definisi akhlak, bahwa yang disebut akhlak ialah
kehendak yang dibiasakan. Artinya bahwa kehendak itu bila membiasakan sesuatu,
maka kebiasaan itu dinamakan akhlak.( Drs. H. A. Mustofa, 1995:13)
Dari beberapa
difinisi diatas, kami dapat meyimpulkan tentang difinisi akhlak seperti
perkataan Prof. KH. Farid Ma’ruf yang menyimpulkan tentang definisi
akhlak ini sebagai berikut: “Kehendak jiwa manusia yang menimbulkan
perbuatan dengan mudah karena kebiasaan, tanpa memerlukan pertimbangan pikiran
terlebih dahulu”.
2. Pengertian Tasawwuf
Secara bahasa, tasawuf
berarti saf (baris), sufi (suci), sophos (Yunani: hikmah), suf (kain wol),
sikap mental yang selalu memelihara kesucian diri, beribadah, hidup sederhana,
rela berkorban untuk kebaikan dan bersikap bijaksana.
Sedangkan menurut istilah, para ahli tasawuf mengartikan sebagai berikut :
a.
Zakaria Al-Anshori : “Tasawuf ialah suatu ilmu yang menjelaskan hal ihwal
Pembersih jiwa dan penyantun akhlak baik lahir atau batin, guna menjauhi bid’ah
dan tidak meringankan ibadah”.
b.
Abul Qasim al-Qashairi
( W. 456H/1072M ) : “Tashawwuf adalah menerapkan ajaran Al-Qur’an dan Sunnah
Nabi secara tepat, berusaha menekan hawa nafsu, menjauhi bid’ah dan tidak
meringankan ibadah”.
c.
Harun Nasution : “tasawuf
itu merupakan suatu ilmu pengetahuan dan sebagai ilmu pengetahuan, tashawwuf
atau sufisme mempelajari cara dan jalan bagaimana seorang islam bisa sedekat
mungkin dengan tuhan”.
Tasawuf pada intinya
adalah upaya melatih jiwa dengan berbagai kegiatan yang dapat membebaskan
dirinya dari pengaruh kehidupan dunia, sehingga tercermin akhlak yang mulia dan
dekat dengan Allah swt. Dengan kata lain tasawuf
adalah bidang kegiatan yang berhubungan dengan pembinaan mental rohaniah agar
selalu dekat dengan Tuhan. Inilah esensi atau hakikat tasawuf.(Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A, 2006:181)
Jadi dapat disimpulkan
bahwa tasawuf adalah suatu kehidupan rohani yang merupakan fitrah manusia
dengan tujuan untuk mencapai hakikat yang tinggi, berada dekat atau sedekat
mungkin dengan Allah dengan jalan menyucikan jiwanya, dengan melepaskan jiwanya
dari noda-noda sifat dan perbuatan tercela. ( http.//www.aminazizcenter.com)
B. Hubungan Akhlak dan
Tasawwuf
Hubungan antara akhlak dan tasawuf dapat kita ketahui dari uraian yang
disampaikan Harun Nasution. Menurutnya, ketika mempelajari tasawuf ternyata
pula al-Qur’an dan Hadits mementingkan akhlak. Al-Qur’an dan Hadits menekankkan
nilai-nilai kejujuran, kesetiakawanan, persaudaraan, rasa kesosialan, keadilan,
tolong-menolong, murah hati, dan berbagai akhlak terpuji lainnya. Nilai-nilai
ini harus dimiliki oleh seorang muslim, dan dimasukkan ke dalam dirinya dari
semasa ia kecil. Secara sederhana, hubungan keduanya dalam rangka mendekatkan
diri kepada Allah, mencakup dua aspek berikut:
1.
Etika Horizontal الأخلاق الإنسانية
2.
Etika Vertikal الأخلاق باالله
Kedua aspek ini menjadi
semacam media untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. Dalam implementasinya,
kedua aspek ini dilakukan dengan cara :
1. Dengan akhlak, kita berusaha
menghias diri, dengan sifat-sifat terpuji, dan menjahui sifat-sifat tercela.
2. Dengan Tasawuf, kita selalu
berusaha membersihkan hati dari dosa-dosa atau kotoran-kotoran rohaniyah.
Kedua cara di atas dilakukan
dengan tujuan agar kita bisa dan selalu dekat dengan yang Maha suci, maka kita
semaksimal mungkin berusaha terus dan terus mensucikan diri kita dari hal-hal
yang dapat menghalangi kita untuk bisa dekat dengan Dzat Yang Maha Suci.
C. Ruang Lingkup Akhlak
dan Tasawwuf
1.
Ruang Lingkup Akhlak
Objek pembahasan ilmu akhlak adalahperbuatan manusia
untuk selanjutnya diberikan penilain apakan baik atau buruk, dan mempunyai
ciri-ciri perbuatan yang dilakukan atas kehendak dan kemauan, telah dilakukan
secara kontinyu sehingga menjadi tradisi dalam kehidupannya.
Dr. Abdullah dalam buku Dustur al-Akhlaq fi al-Islam,
membagi ruang lingkup akhlaq kedalam lima macam aspek kehidupan, yaitu:
a.
Akhlak perorangan الأخلا ق الفرد ية
Akhlak ini dibagi menjadi :
1)
Semua hal yang diperintahkan (al-awamir).
2)
Segala yang dilarang ( al-nawahi).
3)
Hal-hal yang diperbolehkan ( al-mubahat).
4)
Akhlak dalam keadaan darurat (al-mukhalafah bi al-idhthirar).
b.
Akhlak keluarga الأخلا ق الأ سرية
Akhlak ini juga terbagi menjadi :
1)
Kewajiban timbal balik orang tua dan anak (wajibat nahwa ushul wa al-furu).
2)
Kewajiban suami & isteri ( wajibat baina al-azwaj).
3)
Kewajiban terhadap kerabat dekat (wajibat nahwa al-aqarib).
c.
Akhlak bermasyarakat الأخلا ق الإجتماعية
Akhlak ini meliputi :
1)
Hal-hal yang dilarang (al-makhdzurat).
2)
Hal-hal yang diperintahkan (al-awamir).
3)
Kaidah-kaidah adab (qawa’id al-adab).
d.
Akhlak bernegara الأخلاق الد و لة
Akhlak ini meliputi :
1)
Hubungan antara pemimpin dan rakyat (al-‘alaqah baina al-rais wa al-sya’b).
2)
Hubungan luar negeri (al-alaqah al-kharijiyyah).
e.
Akhlak beragama الأخلا ق الد ينية
Akhlak ini meliputi kewajiban terhadap Allah swt.
Ruang lingkup di atas dipandang sangat luas karena mencakup semua aspek
kehidupan. Secara vertikal hubungan dengan sang Haliq dan secara horizontal
dengan sesama manusia.
Jika ruang lingkup akhlak tersebut dipersempit tetapi memiliki cakupan yang
menyeluruh maka akhlak tersebut dapat dibagi menjadi :
a.
Akhlak (tata krama) kepada Allah swt.
b.
Akhlak kepada Rasul Allah saw.
c.
Akhlak untuk diri pribadi.
d.
Akhlak dalam keluarga.
e.
Akhlak dalam masyarakat.
f.
Ahlak bernegara.
2.
Ruang Lingkup Tasawwuf
Tasawuf adalah nama lain dari “Mistisisme dalam islam”. Di kalangan
orientalis barat dikenal dengan sebutan “Sufisme”. Kata “Sufisme” merupakan
istilah khusus mistisisme islam. Sehingga kata “sufisme” tidak ada pada
mistisisme agama-agama lain.
Tasawuf bertujuan untuk memperoleh suatu hubungan khusus langsung dari
Tuhan. Hubungan yang dimaksud mempunyai makna dengan penuh kesadaran, bahwa
manusia sedang berada di hadirat Tuhan. Kesadaran tersebut akan menuju kontak
komunikasi dan dialog antara ruh manusia dengan Tuhan. Hal ini melalui cara
bahwa manusia perlu mengasingkan diri. Keberadaannya yang dekat dengan Tuhan
akan berbentuk “Ijtihad” (bersatu) dengan Tuhan. Demikian ini menjadi inti
persoalan “Sofisme” baik pada agama islam maupun di luarnya.
Dengan pemikiran di atas, dapat dipahami bahwa “tasawuf/mistisisme islam”
adalah suatu ilmu yang mempelajari suatu cara, bagaimana seseorang dapat mudah
berada di hadirat Allah SWT (Tuhan). Maka gerakan “kejiwaan” penuh dirasakan
guna memikirkan betul suatu hakikat kontak hubung yang mampu menelaah informasi
dari Tuhannya.
Tasawuf atau mistisisme dalam islam beresensi pada hidup dan berkembang
mulai dari bentuk hidup “kezuhudan” (menjauhi kemewahan duniawi). Tujuan tasawuf untuk bisa berhubungan langsung dengan Tuhan.
Dengan maksud ada perasaan benar-benar berada di hadirat Tuhan. Para sufi
beranggapan bahwa ibadah yang diselenggarakan dengan cara formal belum dianggap
memuaskan karena belum memenuhi kebutuhan spiritual kaum sufi.
Dengan demikian, maka tampaklah jelas bahwa ruang
lingkup ilmu tasawuf itu adalah hal-hal yang berkenaan dengan
upaya-upaya/cara-cara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan yang bertujuan untuk
memperoleh suatu hubungan khusus secara langsung dari Tuhan.
D. Tujuan Mempelajari
Akhlak dan Tasawwuf
1.
Tujuan Mempelajari Akhlak
Tujuan akhlak adalah
menggapai suatu kebahagiaan hidup umat manusia baik di dunia dan di akhirat. Dikarekan itulah kita sebagai manusia untuk hidup saling membantu baik dari
pekerjaan, kebutuhan atau lainnya.
Tujuan mempelajari akhlak
diantaranya adalah menghindari pemisahan antara akhlak dan ibadah. Atau bila
kita memakai istilah: menghindari pemisahan agama dengan dunia (sekulerisme).
Kita sering mendengar celotehan, “Agama adalah urusan akhirat sedang masalah
dunia adalah urusan masing-masing”. Atau ungkapan, “Agama adalah urusan masjid, di luar itu terserah semau gue”. Maka jangan heran terhadap seseorang yang beribadah, kemudian di lain
waktu akhlaknya tidak benar. Ini merupakan kesalahan fatal. Kita pun sering
menjumpai orang-orang yang amanah dan jujur, tetapi mereka tidak shalat. Ini
juga keliru.
Selanjutnya Mustafa
Zahri mengatakan bahwa tujuan perbaikan akhlaq itu, ialah untuk membersihkan
kalbu dari kotoran-kotoran hawa nafsu dan amarah sehingga hati menjadi suci
bersih, bagaikan cermin yang dapat menerima Nur cahaya Tuhan.(http://abiturohmansyah.blogspot.com)
Dengan demikian secara ringkas
dapat dikatakan bahwa Ilmu Akhlak bertujuan untuk memberikan pedoman atau
penerangan bagi manusia dalam mengetahui perbuatan yang baik atau yang buruk.
Terhadap perbuatan yang baik ia beruasaha melakukannya, dan terhadap yang buruk
ia berusaha untuk menghindarinya.
2.
Tujuan Mempelajari Tasawwuf
Tujuan tasawuf adalah
ma’rifatullah (mengenal Allah secara mutlak dan lebih jelas). Tasawuf memiliki
tujuan yang baik yaitu kebersihan diri dan taqarrub kepada Allah. Namun taswuf
tidak boleh melanggar apa-apa yang telah secara jelas diatur oleh Al-Qur’an dan
As-Sunnah, baik dalam aqidah, pemahaman ataupun tata cara yang dilaku-kan.(
Departemen Agama RI, (Jakarta: PT. Syaamil, 2005:69)
Buah yang diharapkan
dari laku Tasawwuf adalah jiwa yang dermawan, hati yang tenang, dan pekerti
yang baik kepada semua makluk. Dan Tassawuf dapat digunakan sebagai sarana
untuk mendidik hati dan mengetahui alam gaib menuju buahnya tersebut diatas.
Ilmu Tassawuf tidak berbicara tentang ungkapan lisan, melainkan tentang
perasaan dan emosi. Ilmu ini tidak bisa dipelajari dari lembar kertas,
melainkan diambil dari para ahli rasa. Ilmu ini tidak bisa diperoleh
dengan banyak ceritera, melainkan dengan melayani para guru dan menyertai para
ahli kesempurnaan ( Ahlul Kamal).(
http://sufipopuler.wordpress.com)
Melihat dari itu semua,
kita dapat untuk bisa memahami betapa pentingnya mengenal Allah secara lebih
dalam dan memahaminya dengan benar. Sama juga dengan kebersihan
diri dan taqarrub, tapi kita tidak boleh melanggar apapun yang telah ditentukan oleh al-qur`an.
E. Manfaat Mempelajari
Akhlak dan Tasawwuf
1.
Manfaat Mempelajari Akhlak
Berkenaan dengan
manfaat mempelajari Ilmu Akhlak ini, Ahmad Amin mengatakan sebagai berikut:
“Tujuan mempelajari
Ilmu Akhlak dan permasalahannya menyebabkan kita dapat menetapkan sebagian
perbuatan lainnya sebagai yang baik dan sebagian perbuatan lainnya sebagai yang
buruk. Bersikap adil termasuk baik, sedangkan berbuat zalim termasuk perbuatan
buruk, membayar hutang kepada pemiliknya termasuk perbuatan baik, sedangkan
mengingkari hutang termasuk perbuatan buruk”.( Ahmad Amin, t.t:3)
Seseorang yang
mempelajari ilmu ini akan memiliki pengetahuan tentang kriteria perbuatan baik
dan buruk, dan selanjutnya ia akan banyak mengetahui perbuatan yang baik dan
perbuatan yang buruk.
Ilmua akhlak atau
akhlak yang mulia juga berguna dalam mengarahkan dan mewarnai berbagai
aktivitas kehidupan manusia disegala bidang. Seseorang yang memiliki IPTEK yang
maju disertai akhlak yang mulia, niscaya ilmu pengetahuaan yang Ia miliki itu
akan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kebaikan hidup manusia. Sebaliknya,
orang yang memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi modern, memiliki pangkat,
harta, kekuasaan, namun tidak disertai dengan akhlak yang mulia, maka semuanya
itu akan disalah gunakan yang akibatnya akan menimbulkan bencana dimuka bumi.
Demikian juga dengan
mengetahui akhlak yang buruk serta bahaya-bahaya yang akan ditimbulkan darinya,
menyebabkan orang enggan untuk melakukannya dan berusaha menjauhinya. Orang yang demikian pada akhirnya akan terhindar dari berbagai perbuatan
yang dapat membahyakan dirinya.( http://abiturohmansyah.blogspot.com )
Akhlak juga merupakan mutiara
hidup yang membedakan makhluk manusia dengan makhluk lainnya. Setiap orang
tidak lagi peduli soal baik atau buruk, soal halal dan haram. Karena yang
berperan dan berfungsi pada diri masing-masing manusia adalah elemen syahwat
(nafsu) nya yang telah dapat mengalahkan elemen akal pikiran, oleh karena itu
Imam Al-Ghazali dalam kitabnya “Mukasyafatul Qulub” menyebutkan bahwa
Allah menciptakan manusia (anak Adam) lengkap dengan elemen akal dan syahwat (nafsu). Maka barang siapa yang nafsunya mengalahkan akalnya, hewan
melata lebih baik dari pada manusia itu. Sebaliknya bila manusia dengan akalnya
dapat mengalahkan nafsunya, maka dia derajatnya di atas malaikat.( http.//www.aminazizcenter.com)
2.
Manfaat
Mempelajari Tasawwuf
Faedah tasawwuf ialah
membersihkan hati agar sampai kepada ma’rifat akan terhadap Allah Ta’ala
sebagai ma’rifat yang sempurna untuk keselamatan di akhirat dan mendapat
keridhaan Allah Ta’ala dan mendapatkan kebahagiaan abadi.(
http://abiturohmansyah.blogspot.com)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akhlak
adalah Kehendak jiwa manusia yang menimbulkan perbuatan dengan mudah karena
kebiasaan, tanpa memerlukan pertimbangan pikiran terlebih dahulu.
Tasawuf adalah suatu
kehidupan rohani yang merupakan fitrah manusia dengan tujuan untuk mencapai
hakikat yang tinggi, berada dekat atau sedekat mungkin dengan Allah dengan
jalan menyucikan jiwanya, dengan melepaskan jiwanya dari noda-noda sifat dan
perbuatan tercela.
Akhlak dan Tasawuf saling berkaitan. Akhlak dalam pelaksanaannya mengatur
hubungan horizontal antara sesama manusia, sedangkan tasawwuf mengatur jalinan komunikasi vertical antara manusia dengan Tuhannya.
Akhlak menjadi dasar dari pelaksanaan tasawwuf, sehingga dalam prakteknya
tasawwuf mementingkan akhlak.
Ruang linkup akhlak
meliputi:
1. Akhlak (tata krama) kepada Allah swt.
2. Akhlak kepada Rasul Allah saw.
3. Akhlak untuk diri pribadi.
4. Akhlak dalam keluarga.
5. Akhlak dalam masyarakat.
6. Ahlak bernegara.
Ruang lingkup tasawuf meliputi hal-hal yang berkenaan
dengan upaya-upaya/cara-cara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan yang bertujuan
untuk memperoleh suatu hubungan khusus secara langsung dari Tuhan.
Akhlak dan tasawwuf memiliki tujuan yang sama yaitu,
mendekatkan diri kepada Allah dengan cara membersihkan diri dari perbuatan yang
tercela dan menghias diri dengan perbuatan yang terpuji.
Manfaat mempelajari
akhlak tasawwuf, kita bisa mengetahui perbuatan yang baik dan perbuatan yang
buruk, sehingga bisa mengarah kita pada kehidupan yang bahagia di dunia dan
diakhirat.
B. Saran
Manusia tidak selamanya tepat pertimbangannya, adil sikapnya, kadang-kadang manusia berbuat yang tidak masuk akal. Oleh sebab itu, manusia perlu
sekali tahu mengenai diri.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Masih
banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik yang kami
sengaja maupun yang tidak kami sengaja. Maka dari itu sangat kami harapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga dengan berbagai kekurangan yang ada ini tidak mengurangi nilai-nilai dan
manfaat dari mempelajari Ilmu Akhlak Tasawuf.
DAFTAR
PUSTAKA
Nata Abuddin. Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010)
A. Mustofa. Akhlak Tasawuf, (Bandung: CV.
Pustaka Setia, 1995)
Nasution Harun, Filsafat dan Mistisisme dalam Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1983)
http://al-poenya.blogspot.com/2011/11/resume-buku-akhlak-tasawuf_12.html
http://muhammadyusuf18.blogspot.com/2011/12/pengertian-dan-ruang-lingkup-tasawuf.html
http://moemartblog.blogspot.com/2012/03/tujuan-akhlak-tasawuf.html
Amin Ahmad, Kitab al-Akhlaq, (Mesir:Daral Kutubal Mishriyah, cet. III, tt.)
http://dc305.4shared.com/doc/T1XMOCoc/preview.html
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: PT.
Syaamil, 2005)
http://sufipopuler.wordpress.com/artikel-tasawuf/fungsi-dan-keutamaan-ilmu-tasawuf/
http.//www.aminazizcenter.com/artikel-61-kuliah-akhlak-tasawuf.html/2009
Diposkan oleh JEFRI IRAWAN di 19.35
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
PPT bisa di lihat di akhlak tasawuf.ppt
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Secara
historis akhlak tasawwuf adalah pemandu perjalanan hidup umat manusia agar
selamat dunia dan akhirat, itu di karenakan Akhlak Tasawuf merupakan salah satu
khazanah intelektual Muslim yang kehadirannya hingga saat ini semakin
dirasakan. Tidaklah berlebihan jika misi utama kerasulan Muhammad saw. adalah
untuk menyempurnakan akhlak yang mulia, dan sejarah mencatat bahwa faktor
pendukung keberhasilan dakwah beliau itu antara lain karena dukungan akhlaknya
yang prima.
Melihat
betapa pentingnya akhlak tasawuf dalam kehidupan ini tidaklah menghe-rankan
jika akhlak tasawuf ditentukan sebagai mata kuliah yang wajib diikuti oleh kita
semua. Sebagai upaya untuk menanggulangi kemerosotan moral yang tengah dialami
bangsa ini.
Untuk
mengungkap segala permasalahan yang terkait dengan Akhlak Tasawuf, kami akan
mencoba menguraikannya dalam makalah singkat yang berjudul “Pengertian dan
manfaat Mempelajari Akhlak Tasawuf”.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apa pengertian akhlak dan tasawwuf itu ?
2.
Apa saja hubungan akhlak dan tasawwuf ?
3.
Apa saja ruang lingkup akhlak dan tasawwuf ?
4.
Apa tujuan mempelajari akhlak dan tasawwuf ?
5.
Apa manfaat mempelajari akhlak dan tasawwuf ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk memahami
pengertian akhlak dan taswwuf.
2.
Untuk mengetahui hubungan akhlak dan tasawwuf.
3.
Untuk mengetahui ruang lingkup akhlak dan tasawwuf.
4.
Untuk mengetahui tujuan mempelajari akhlak dan tasawwuf.
5.
Untuk mengetahui mamfaat mempelajari akhlak dan tasawwuf.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlak dan
Tasawwuf
1.
Pengertian Akhlak
Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, kata akhlak diartikan
sebagai budi pekerti atau kelakuan. Kata
akhlak meskipun diambil dari bahasa Arab (yang biasa
berartikan tabiat, perangai kebiasaan, bahkan agama),
Sedangkan menurut
istilah, para pakar dalam bidang ini mengemukakan definisi akhlak sebagai
berikut;
a.
Ibnu Miskawaih
حَالٌ لِلنَّفْسِ دَاعِيَةٌ لَهَا اِلٰى
اَفْعَالِهَا مِنْ غَيْرِ فِكْرٍ وَلَا رُوِيَةٍ
Sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan
tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
b.
Imam Al-Gazali
عِبَارَةٌعَنْ هَيْئَةٍ فِى النَّفْسِ
رَاسِخَةٌ عَنْهَا تَصْدُرُ الْافْعَالُ بِسُهُوْلةٍ وَيُسْرِ مِنْ غَيْرِحَاجَةٍ
اِلٰى فِكْرٍ وَرُؤْيَةٍ
Sifat yang
tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan
mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
c.
Ibrahim Anis
حَالٌ
لِلنَّفْسِ رَاسِخَةٌ تَصْدُرُ عَنْهَا الْاَفْعَالُ مِنْ خَيْرٍ اَوْ شَرٍّ مِنْ
غَيْرِ حَاجَةٍ اِلٰى فِكْرٍ وَرُؤْيَةٍ
Sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam
perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.(Abuddin Nata, 2010:02)
d.
Prof. Dr. Ahmad Amin
عَرَّ فَ بَعْضُهُمُ الْخُلُقَ بِأَنَّهُ
عَادَةُ الْاِرَادَةِ يَعْنِى أَنَّ الْإرَادَةَ اِذَا اعْتَادَتْ شَيْأً
فَعَادَتُهَا هِيَ الْمُسَمَّاةُ بِالْخُلُقِ
Sementara orang membuat definisi akhlak, bahwa yang disebut akhlak ialah
kehendak yang dibiasakan. Artinya bahwa kehendak itu bila membiasakan sesuatu,
maka kebiasaan itu dinamakan akhlak.( Drs. H. A. Mustofa, 1995:13)
Dari beberapa
difinisi diatas, kami dapat meyimpulkan tentang difinisi akhlak seperti
perkataan Prof. KH. Farid Ma’ruf yang menyimpulkan tentang definisi
akhlak ini sebagai berikut: “Kehendak jiwa manusia yang menimbulkan
perbuatan dengan mudah karena kebiasaan, tanpa memerlukan pertimbangan pikiran
terlebih dahulu”.
2. Pengertian Tasawwuf
Secara bahasa, tasawuf
berarti saf (baris), sufi (suci), sophos (Yunani: hikmah), suf (kain wol),
sikap mental yang selalu memelihara kesucian diri, beribadah, hidup sederhana,
rela berkorban untuk kebaikan dan bersikap bijaksana.
Sedangkan menurut istilah, para ahli tasawuf mengartikan sebagai berikut :
a.
Zakaria Al-Anshori : “Tasawuf ialah suatu ilmu yang menjelaskan hal ihwal
Pembersih jiwa dan penyantun akhlak baik lahir atau batin, guna menjauhi bid’ah
dan tidak meringankan ibadah”.
b.
Abul Qasim al-Qashairi
( W. 456H/1072M ) : “Tashawwuf adalah menerapkan ajaran Al-Qur’an dan Sunnah
Nabi secara tepat, berusaha menekan hawa nafsu, menjauhi bid’ah dan tidak
meringankan ibadah”.
c.
Harun Nasution : “tasawuf
itu merupakan suatu ilmu pengetahuan dan sebagai ilmu pengetahuan, tashawwuf
atau sufisme mempelajari cara dan jalan bagaimana seorang islam bisa sedekat
mungkin dengan tuhan”.
Tasawuf pada intinya
adalah upaya melatih jiwa dengan berbagai kegiatan yang dapat membebaskan
dirinya dari pengaruh kehidupan dunia, sehingga tercermin akhlak yang mulia dan
dekat dengan Allah swt. Dengan kata lain tasawuf
adalah bidang kegiatan yang berhubungan dengan pembinaan mental rohaniah agar
selalu dekat dengan Tuhan. Inilah esensi atau hakikat tasawuf.(Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A, 2006:181)
Jadi dapat disimpulkan
bahwa tasawuf adalah suatu kehidupan rohani yang merupakan fitrah manusia
dengan tujuan untuk mencapai hakikat yang tinggi, berada dekat atau sedekat
mungkin dengan Allah dengan jalan menyucikan jiwanya, dengan melepaskan jiwanya
dari noda-noda sifat dan perbuatan tercela. ( http.//www.aminazizcenter.com)
B. Hubungan Akhlak dan
Tasawwuf
Hubungan antara akhlak dan tasawuf dapat kita ketahui dari uraian yang
disampaikan Harun Nasution. Menurutnya, ketika mempelajari tasawuf ternyata
pula al-Qur’an dan Hadits mementingkan akhlak. Al-Qur’an dan Hadits menekankkan
nilai-nilai kejujuran, kesetiakawanan, persaudaraan, rasa kesosialan, keadilan,
tolong-menolong, murah hati, dan berbagai akhlak terpuji lainnya. Nilai-nilai
ini harus dimiliki oleh seorang muslim, dan dimasukkan ke dalam dirinya dari
semasa ia kecil. Secara sederhana, hubungan keduanya dalam rangka mendekatkan
diri kepada Allah, mencakup dua aspek berikut:
1.
Etika Horizontal الأخلاق الإنسانية
2.
Etika Vertikal الأخلاق باالله
Kedua aspek ini menjadi
semacam media untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. Dalam implementasinya,
kedua aspek ini dilakukan dengan cara :
1. Dengan akhlak, kita berusaha
menghias diri, dengan sifat-sifat terpuji, dan menjahui sifat-sifat tercela.
2. Dengan Tasawuf, kita selalu
berusaha membersihkan hati dari dosa-dosa atau kotoran-kotoran rohaniyah.
Kedua cara di atas dilakukan
dengan tujuan agar kita bisa dan selalu dekat dengan yang Maha suci, maka kita
semaksimal mungkin berusaha terus dan terus mensucikan diri kita dari hal-hal
yang dapat menghalangi kita untuk bisa dekat dengan Dzat Yang Maha Suci.
C. Ruang Lingkup Akhlak
dan Tasawwuf
1.
Ruang Lingkup Akhlak
Objek pembahasan ilmu akhlak adalahperbuatan manusia
untuk selanjutnya diberikan penilain apakan baik atau buruk, dan mempunyai
ciri-ciri perbuatan yang dilakukan atas kehendak dan kemauan, telah dilakukan
secara kontinyu sehingga menjadi tradisi dalam kehidupannya.
Dr. Abdullah dalam buku Dustur al-Akhlaq fi al-Islam,
membagi ruang lingkup akhlaq kedalam lima macam aspek kehidupan, yaitu:
a.
Akhlak perorangan الأخلا ق الفرد ية
Akhlak ini dibagi menjadi :
1)
Semua hal yang diperintahkan (al-awamir).
2)
Segala yang dilarang ( al-nawahi).
3)
Hal-hal yang diperbolehkan ( al-mubahat).
4)
Akhlak dalam keadaan darurat (al-mukhalafah bi al-idhthirar).
b.
Akhlak keluarga الأخلا ق الأ سرية
Akhlak ini juga terbagi menjadi :
1)
Kewajiban timbal balik orang tua dan anak (wajibat nahwa ushul wa al-furu).
2)
Kewajiban suami & isteri ( wajibat baina al-azwaj).
3)
Kewajiban terhadap kerabat dekat (wajibat nahwa al-aqarib).
c.
Akhlak bermasyarakat الأخلا ق الإجتماعية
Akhlak ini meliputi :
1)
Hal-hal yang dilarang (al-makhdzurat).
2)
Hal-hal yang diperintahkan (al-awamir).
3)
Kaidah-kaidah adab (qawa’id al-adab).
d.
Akhlak bernegara الأخلاق الد و لة
Akhlak ini meliputi :
1)
Hubungan antara pemimpin dan rakyat (al-‘alaqah baina al-rais wa al-sya’b).
2)
Hubungan luar negeri (al-alaqah al-kharijiyyah).
e.
Akhlak beragama الأخلا ق الد ينية
Akhlak ini meliputi kewajiban terhadap Allah swt.
Ruang lingkup di atas dipandang sangat luas karena mencakup semua aspek
kehidupan. Secara vertikal hubungan dengan sang Haliq dan secara horizontal
dengan sesama manusia.
Jika ruang lingkup akhlak tersebut dipersempit tetapi memiliki cakupan yang
menyeluruh maka akhlak tersebut dapat dibagi menjadi :
a.
Akhlak (tata krama) kepada Allah swt.
b.
Akhlak kepada Rasul Allah saw.
c.
Akhlak untuk diri pribadi.
d.
Akhlak dalam keluarga.
e.
Akhlak dalam masyarakat.
f.
Ahlak bernegara.
2.
Ruang Lingkup Tasawwuf
Tasawuf adalah nama lain dari “Mistisisme dalam islam”. Di kalangan
orientalis barat dikenal dengan sebutan “Sufisme”. Kata “Sufisme” merupakan
istilah khusus mistisisme islam. Sehingga kata “sufisme” tidak ada pada
mistisisme agama-agama lain.
Tasawuf bertujuan untuk memperoleh suatu hubungan khusus langsung dari
Tuhan. Hubungan yang dimaksud mempunyai makna dengan penuh kesadaran, bahwa
manusia sedang berada di hadirat Tuhan. Kesadaran tersebut akan menuju kontak
komunikasi dan dialog antara ruh manusia dengan Tuhan. Hal ini melalui cara
bahwa manusia perlu mengasingkan diri. Keberadaannya yang dekat dengan Tuhan
akan berbentuk “Ijtihad” (bersatu) dengan Tuhan. Demikian ini menjadi inti
persoalan “Sofisme” baik pada agama islam maupun di luarnya.
Dengan pemikiran di atas, dapat dipahami bahwa “tasawuf/mistisisme islam”
adalah suatu ilmu yang mempelajari suatu cara, bagaimana seseorang dapat mudah
berada di hadirat Allah SWT (Tuhan). Maka gerakan “kejiwaan” penuh dirasakan
guna memikirkan betul suatu hakikat kontak hubung yang mampu menelaah informasi
dari Tuhannya.
Tasawuf atau mistisisme dalam islam beresensi pada hidup dan berkembang
mulai dari bentuk hidup “kezuhudan” (menjauhi kemewahan duniawi). Tujuan tasawuf untuk bisa berhubungan langsung dengan Tuhan.
Dengan maksud ada perasaan benar-benar berada di hadirat Tuhan. Para sufi
beranggapan bahwa ibadah yang diselenggarakan dengan cara formal belum dianggap
memuaskan karena belum memenuhi kebutuhan spiritual kaum sufi.
Dengan demikian, maka tampaklah jelas bahwa ruang
lingkup ilmu tasawuf itu adalah hal-hal yang berkenaan dengan
upaya-upaya/cara-cara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan yang bertujuan untuk
memperoleh suatu hubungan khusus secara langsung dari Tuhan.
D. Tujuan Mempelajari
Akhlak dan Tasawwuf
1.
Tujuan Mempelajari Akhlak
Tujuan akhlak adalah
menggapai suatu kebahagiaan hidup umat manusia baik di dunia dan di akhirat. Dikarekan itulah kita sebagai manusia untuk hidup saling membantu baik dari
pekerjaan, kebutuhan atau lainnya.
Tujuan mempelajari akhlak
diantaranya adalah menghindari pemisahan antara akhlak dan ibadah. Atau bila
kita memakai istilah: menghindari pemisahan agama dengan dunia (sekulerisme).
Kita sering mendengar celotehan, “Agama adalah urusan akhirat sedang masalah
dunia adalah urusan masing-masing”. Atau ungkapan, “Agama adalah urusan masjid, di luar itu terserah semau gue”. Maka jangan heran terhadap seseorang yang beribadah, kemudian di lain
waktu akhlaknya tidak benar. Ini merupakan kesalahan fatal. Kita pun sering
menjumpai orang-orang yang amanah dan jujur, tetapi mereka tidak shalat. Ini
juga keliru.
Selanjutnya Mustafa
Zahri mengatakan bahwa tujuan perbaikan akhlaq itu, ialah untuk membersihkan
kalbu dari kotoran-kotoran hawa nafsu dan amarah sehingga hati menjadi suci
bersih, bagaikan cermin yang dapat menerima Nur cahaya Tuhan.(http://abiturohmansyah.blogspot.com)
Dengan demikian secara ringkas
dapat dikatakan bahwa Ilmu Akhlak bertujuan untuk memberikan pedoman atau
penerangan bagi manusia dalam mengetahui perbuatan yang baik atau yang buruk.
Terhadap perbuatan yang baik ia beruasaha melakukannya, dan terhadap yang buruk
ia berusaha untuk menghindarinya.
2.
Tujuan Mempelajari Tasawwuf
Tujuan tasawuf adalah
ma’rifatullah (mengenal Allah secara mutlak dan lebih jelas). Tasawuf memiliki
tujuan yang baik yaitu kebersihan diri dan taqarrub kepada Allah. Namun taswuf
tidak boleh melanggar apa-apa yang telah secara jelas diatur oleh Al-Qur’an dan
As-Sunnah, baik dalam aqidah, pemahaman ataupun tata cara yang dilaku-kan.(
Departemen Agama RI, (Jakarta: PT. Syaamil, 2005:69)
Buah yang diharapkan
dari laku Tasawwuf adalah jiwa yang dermawan, hati yang tenang, dan pekerti
yang baik kepada semua makluk. Dan Tassawuf dapat digunakan sebagai sarana
untuk mendidik hati dan mengetahui alam gaib menuju buahnya tersebut diatas.
Ilmu Tassawuf tidak berbicara tentang ungkapan lisan, melainkan tentang
perasaan dan emosi. Ilmu ini tidak bisa dipelajari dari lembar kertas,
melainkan diambil dari para ahli rasa. Ilmu ini tidak bisa diperoleh
dengan banyak ceritera, melainkan dengan melayani para guru dan menyertai para
ahli kesempurnaan ( Ahlul Kamal).(
http://sufipopuler.wordpress.com)
Melihat dari itu semua,
kita dapat untuk bisa memahami betapa pentingnya mengenal Allah secara lebih
dalam dan memahaminya dengan benar. Sama juga dengan kebersihan
diri dan taqarrub, tapi kita tidak boleh melanggar apapun yang telah ditentukan oleh al-qur`an.
E. Manfaat Mempelajari
Akhlak dan Tasawwuf
1.
Manfaat Mempelajari Akhlak
Berkenaan dengan
manfaat mempelajari Ilmu Akhlak ini, Ahmad Amin mengatakan sebagai berikut:
“Tujuan mempelajari
Ilmu Akhlak dan permasalahannya menyebabkan kita dapat menetapkan sebagian
perbuatan lainnya sebagai yang baik dan sebagian perbuatan lainnya sebagai yang
buruk. Bersikap adil termasuk baik, sedangkan berbuat zalim termasuk perbuatan
buruk, membayar hutang kepada pemiliknya termasuk perbuatan baik, sedangkan
mengingkari hutang termasuk perbuatan buruk”.( Ahmad Amin, t.t:3)
Seseorang yang
mempelajari ilmu ini akan memiliki pengetahuan tentang kriteria perbuatan baik
dan buruk, dan selanjutnya ia akan banyak mengetahui perbuatan yang baik dan
perbuatan yang buruk.
Ilmua akhlak atau
akhlak yang mulia juga berguna dalam mengarahkan dan mewarnai berbagai
aktivitas kehidupan manusia disegala bidang. Seseorang yang memiliki IPTEK yang
maju disertai akhlak yang mulia, niscaya ilmu pengetahuaan yang Ia miliki itu
akan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kebaikan hidup manusia. Sebaliknya,
orang yang memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi modern, memiliki pangkat,
harta, kekuasaan, namun tidak disertai dengan akhlak yang mulia, maka semuanya
itu akan disalah gunakan yang akibatnya akan menimbulkan bencana dimuka bumi.
Demikian juga dengan
mengetahui akhlak yang buruk serta bahaya-bahaya yang akan ditimbulkan darinya,
menyebabkan orang enggan untuk melakukannya dan berusaha menjauhinya. Orang yang demikian pada akhirnya akan terhindar dari berbagai perbuatan
yang dapat membahyakan dirinya.( http://abiturohmansyah.blogspot.com )
Akhlak juga merupakan mutiara
hidup yang membedakan makhluk manusia dengan makhluk lainnya. Setiap orang
tidak lagi peduli soal baik atau buruk, soal halal dan haram. Karena yang
berperan dan berfungsi pada diri masing-masing manusia adalah elemen syahwat
(nafsu) nya yang telah dapat mengalahkan elemen akal pikiran, oleh karena itu
Imam Al-Ghazali dalam kitabnya “Mukasyafatul Qulub” menyebutkan bahwa
Allah menciptakan manusia (anak Adam) lengkap dengan elemen akal dan syahwat (nafsu). Maka barang siapa yang nafsunya mengalahkan akalnya, hewan
melata lebih baik dari pada manusia itu. Sebaliknya bila manusia dengan akalnya
dapat mengalahkan nafsunya, maka dia derajatnya di atas malaikat.( http.//www.aminazizcenter.com)
2.
Manfaat
Mempelajari Tasawwuf
Faedah tasawwuf ialah
membersihkan hati agar sampai kepada ma’rifat akan terhadap Allah Ta’ala
sebagai ma’rifat yang sempurna untuk keselamatan di akhirat dan mendapat
keridhaan Allah Ta’ala dan mendapatkan kebahagiaan abadi.(
http://abiturohmansyah.blogspot.com)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akhlak
adalah Kehendak jiwa manusia yang menimbulkan perbuatan dengan mudah karena
kebiasaan, tanpa memerlukan pertimbangan pikiran terlebih dahulu.
Tasawuf adalah suatu
kehidupan rohani yang merupakan fitrah manusia dengan tujuan untuk mencapai
hakikat yang tinggi, berada dekat atau sedekat mungkin dengan Allah dengan
jalan menyucikan jiwanya, dengan melepaskan jiwanya dari noda-noda sifat dan
perbuatan tercela.
Akhlak dan Tasawuf saling berkaitan. Akhlak dalam pelaksanaannya mengatur
hubungan horizontal antara sesama manusia, sedangkan tasawwuf mengatur jalinan komunikasi vertical antara manusia dengan Tuhannya.
Akhlak menjadi dasar dari pelaksanaan tasawwuf, sehingga dalam prakteknya
tasawwuf mementingkan akhlak.
Ruang linkup akhlak
meliputi:
1. Akhlak (tata krama) kepada Allah swt.
2. Akhlak kepada Rasul Allah saw.
3. Akhlak untuk diri pribadi.
4. Akhlak dalam keluarga.
5. Akhlak dalam masyarakat.
6. Ahlak bernegara.
Ruang lingkup tasawuf meliputi hal-hal yang berkenaan
dengan upaya-upaya/cara-cara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan yang bertujuan
untuk memperoleh suatu hubungan khusus secara langsung dari Tuhan.
Akhlak dan tasawwuf memiliki tujuan yang sama yaitu,
mendekatkan diri kepada Allah dengan cara membersihkan diri dari perbuatan yang
tercela dan menghias diri dengan perbuatan yang terpuji.
Manfaat mempelajari
akhlak tasawwuf, kita bisa mengetahui perbuatan yang baik dan perbuatan yang
buruk, sehingga bisa mengarah kita pada kehidupan yang bahagia di dunia dan
diakhirat.
B. Saran
Manusia tidak selamanya tepat pertimbangannya, adil sikapnya, kadang-kadang manusia berbuat yang tidak masuk akal. Oleh sebab itu, manusia perlu
sekali tahu mengenai diri.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Masih
banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik yang kami
sengaja maupun yang tidak kami sengaja. Maka dari itu sangat kami harapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga dengan berbagai kekurangan yang ada ini tidak mengurangi nilai-nilai dan
manfaat dari mempelajari Ilmu Akhlak Tasawuf.
DAFTAR
PUSTAKA
Nata Abuddin. Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010)
A. Mustofa. Akhlak Tasawuf, (Bandung: CV.
Pustaka Setia, 1995)
Nasution Harun, Filsafat dan Mistisisme dalam Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1983)
http://al-poenya.blogspot.com/2011/11/resume-buku-akhlak-tasawuf_12.html
http://muhammadyusuf18.blogspot.com/2011/12/pengertian-dan-ruang-lingkup-tasawuf.html
http://moemartblog.blogspot.com/2012/03/tujuan-akhlak-tasawuf.html
Amin Ahmad, Kitab al-Akhlaq, (Mesir:Daral Kutubal Mishriyah, cet. III, tt.)
http://dc305.4shared.com/doc/T1XMOCoc/preview.html
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: PT.
Syaamil, 2005)
http://sufipopuler.wordpress.com/artikel-tasawuf/fungsi-dan-keutamaan-ilmu-tasawuf/
http.//www.aminazizcenter.com/artikel-61-kuliah-akhlak-tasawuf.html/2009
Diposkan oleh JEFRI IRAWAN di 19.35
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
PPT bisa di lihat di akhlak tasawuf.ppt
0 comments:
Post a Comment