PageNavi Results No.

Saturday, September 16

Psikologi "Perkembangan Hubungan Remaja dengan Orang Tua"


PERKEMBANGAN HUBUNGAN REMAJA DENGAN ORANG TUA


Abstrak
Didalam buku ini berisi tentang bagaimana orang tua dalam mengambil peran terhadap perkembangan anak yang dengan keberadaan orang tua dalam mengambil peran maka akan mempengaruhi psikologi anak itu sendiri. Istilah pertumbuhan dan perkembangan seringkali dipertukar penggunaannya. Padahal keduanya memiliki arti masing-masing. Pertumbuhan digunakan untuk menyatakan perubahan-perubahan ukuran fisik yang secara kuantitatif semakin lama semakin besar atau panjang. Adapun perkembangan digunakan untuk menyatakan perubahan-perubahan dalam aspek psikologis dan sosial.


A. Definisi Perkembangan
Perkembangan merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan perubahan dalam aspek psikologis dan sosial. Setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Namun adakalanya harapan itu tidak terpenuhi karena berbagai alasan, misalnya karena perilaku anak buruk, pendidikan dan pengasuhan kurang memadai dan penanaman disiplin ilmu keliru. Menjadi orang tua dan sekaligus ibu adalah dunia yang penuh kejutan dan sulit diprediksi. Rasanya baru saja Anda melahirkan, tiba-tiba anak yang lahir itu kini sudah berubah menjadi anak yang cerewet, ceplas-ceplos, cerdas, gembira, ceria, dan kadang-kadang nakal seperti anak-anak lainnya, serta tidak jarang bertindak melebihi batas normal. Perilaku buruk dalam kamus Indonesia disebut sebagai tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dalam sikap dan ucapan yang tidak mengnyenangkan orang lain.
Disamping itu, kerja sama antara kedua orang tua berpengaruh besar dalam mendidik dan mendisiplinkan anak. Persoalan anak bisa timbul bila orang tua tidak mau  campur tangan dalam mendisiplinkan anak dan hanya menyerahkan seluruhnya kepada guru. Padahal, pelajaran moral yang orang tua lakukan dirumah jauh lebih besar manfaatnya dibandingkan di sekolah. Tanpa keduanya, hasilnya akan timpang. Tindakan mendisiplinkan anak sekarang ini umumnya masih didominasi kaum ibu. Mungkin karena anak-anak yang dilahirkan lebih dekat dengannya sehingga lebih tahu apa yang dibutuhkan anak. Sekarang sikap ini harus diubah, tidak ada lagi tawar-menawar. Masa depan anak berada ditangan kedua orang tuanya, bukan ditangan orang lain.
Saat mendidik, ada kalanya kita perlu menunjukkan ketegasan terhadap perilaku yang tidak kita sukai dan salah dimata anak-anak. Pengalaman sebagai ibu dalam mendidik anak ternyata tidak mudah. Bila direnungkan, sebenarnya orang tua terlalu menuntut banyak hal dari anak sendiri, misalnya ingin anaknya sukses, berprestasi, ingin anak mandiri dan tidak boleh lama-lama tinggal bersama orang tua setelah dewasa. Anda keliru bila masih punya keyakinan bahwa kasih sayang dan perhatian penuh pada anak-anak akan membuat perilaku buruknya berhenti. Kasih sayang memang penting tapi orang tua pun perlu pengetahuan.
Orang tua pun perlu pelatihan seperti kaum profesional lainnya. Anak-anak butuh orang tua terlatih sebagaimana halnya mereka memiliki orang tua yang penuh kasih sayang. Ini penting untuk merangkum ide-ide terbaik dan membuat kerangka kerja, serta menumbuhkan keyakinan. Dengan latihan, orang tua akan semakin baik mengendalikan diri, mengurangi amarah, rasa bersalah, dan kekecewaan sehingga anak-anak pun semakin menghormati orang tua.

B. Peran Orang Tua Dalam Perkembangan Anak
Hubungan orang tua dengan anak tidak terbentuk seketika dan tidak akan rusak seketika pula. Kita menyadari bahwa hubungan yang ditanamkan oleh alam bukanlah hal yang abadi. Banyak kekuatan yang mencoba merusak karya yang indah itu. Kekuatan itu mencoba menciptakan problem psikologi.
Ernest R. Hilgard, dkk. Dalam buku introduction to psikologi berpendapat bahwa perilaku buruk anak ditentukan oleh kendali (bisa dihindari atau dihentikan), evaluasi kognitif (berarti atau tidak), perasaan mampu (mengatasi) dan dukungan lingkungan sosial (orang tua, pasangan, teman ). Oleh karena itu hal terpenting untuk menghadapi perilaku buruk anak adalah keterbukaan, rasa percaya, dan sikap tidak terlalu melindungi antara anak dan orang tua. Bila orang tua melarang anak bermain diluar, sebutkan pula dengan alasannya agar anak paham dan tidak berfikir negatif terhadap orang tua. Menyadari akan hal itu, orang tua dituntut harus selalu siaga menghadapi "peperangan" tersebut secara tekun. Bisa jadi untuk mencapai kembali impian yang pernah atau akan terwujud membutuhkan proses dalam kurun waktu yang cukup panjang.
Adapun beberapa kategori hubungan orang tua dalam perkembangan anak antara lain :

  1. Cerminan
Orang tua berpengaruh besar terhadap perkembangan anak. Perkembangan anak akan dipengaruhi oleh didikan orang tua sebab orang tua ibarat cermin bagi sang anak.
Perkembangan seorang anak tergantung bagaimana cara orang tua dalam mengambil peran dalam perkembangannya. Setelah remaja, anak akan berkembang dengan caranya sendiri, namun tentunya orang tua tetap ambil peran, jangan sampai ketika anak memasuki masa remaja, perkembangannya memburuk karena pengaruh diluar keluarga dan kurangnya kesadaran orang tua bahwa ketika anak memasuki masa remaja adalah bukan berarti berhenti untuk memantau perkembangan justru peran orang tua lebih besar pada masa ini.

  1. Pertumbuhan Fisik
Pengaruh keluarga meliputi faktor keturunan maupun faktor lingkungan. Karena faktor keturunan seorang anak dapat lebih tinggi atau panjang dari anak lainnya. Jika ayah dan ibu atau kakeknya tinggi dan panjang. Faktor lingkungan akan membantu menentukan tercapai tidaknya perwujudan potensi keturunan yang dibawa anak pada setiap tahapan usia, lingkungan lebih banyak mempengaruhinya terhadap berat tubuh daripada tinggi tubuh.

  1. Karakteristik Perkembangan Sosial Remaja
Erickson mengemukakan bahwa perkembangan remaja sampai jenjang usia dewasa melalui delapan tahapan. Remaja berada pada tahap enam dan tujuh yaitu masa menemukan jati diri dan memilih kawan akrab.

  1. Faktor perkembangan sosial remaja
Keluarga maupun lingkungan pertama dan utama yang memberikan banyak pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan sosial anak. Keluarga merupakan media sosialisasi yang paling efektif bagi anak. Dalam keluarga berlaku nilai dan norma kehidupan yang harus diikuti dan dipatuhi oleh anak. Sikap orang tua yang terlalu mengekang dan membatasi pergaulan akan berpengaruh terhadap pengaruh perkembangan sosial bagi anak-anaknya. Sebaliknya sikap ortu yang terlalu memberikan kebebasan bergaul menyebabkan perkembangan sosial anaknya cenderung tidak terkendali.

  1. Mengemukakan Keterampilan Sosial pada Remaja
Anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga yang tidak harmonis atau broken home sehingga tidak mendapatkan kepuasan psikis yang akan mempersulit mengembangkan keterampilan sosialnya. Hal ini dapat terlihat dari :
a.         Kurang adanya saling pengertian.
b.        Kurang mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan orang tua Dan saudara.
c.         Kurang mampu berkomunikasi secara sehat.
d.        Kurang mampu mandiri.
e.         Kurang mampu memberi dan menerima sesama saudara.
f.         Kurang mampu bekerjasama.
g.        Kurang mampu mengadakan hubungan yang baik
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, amatlah penting bagi orang tua untuk menjaga keharmonisan keluarganya. Keharmonisan dalam hal ini tidaklah selalu identik dengan adanya orang tua utuh. Ayah dan ibu sebab dalam banyak kasus, orang tua single terbukti dapat berfungsi efektif dalam membantu perkembangan psikososial anak. Hal ini yg paling diperhatikan oleh orang tua adalah menciptakan suasana yang demokratis didalam keluarga sehingga remaja dapat menjalin komunikasi yang baik dengan orang tua maupun saudara-saudaranya. Dengan adanya komunikasi timbal balik antara anak dan orang tua, segala konflik yang timbul akan mudah diatasi. Sebaiknya, komunikasi yang kaku, dingin, terbatas, menekan, penuh otoritas, hanya akan memunculkan berbagai konflik berkepanjangan sehingga suasana menjadi tegang, panas, emosional.

  1. Perkembangan Emosi
Kebutuhan untuk memberi dan menerima cinta menjadi sangat penting walaupun kebutuhan-kebutuhan terhadap perasaan itu disembunyikan secara rapi. Para remaja yang memberontak secara terang-terangan, nakal, radikal, dan menunjukkan sikap bermusuhan umumnya disebabkan oleh kurangnya rasa cinta dan kasih sayang dari orang dewasa. Oleh karena itu, orangtua dan guru perlu memberikan perhatian dan kasih sayang kepada mereka dengan sebaik baiknya.

  1. Lingkungan Pendidikan Keluarga
Dasar dan tujuan penyelenggaraan pendidikan keluarga bersifat individual sesuai dengan pandangan hidup keluarga masing-masing. Di dalam keluarga, anak berkedudukan sebagai anak didik, sedangkan orang tua sebagai pendidiknya. Penyelenggaraan pendidikan keluarga secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi tiga pola, yaitu pendidikan otoriter, pendidikan demokratis, dan pendidikan liberal. Dalam pendidikan yang bercorak otoriter, anak-anak senantiasa harus mengikuti apa yang telah digariskan oleh orangtuanya. Pada pendidikan yang bercorak liberal, anak-anak dibebaskan untuk menentukan tujuan dan cita-cita pendidikannya. Keluarga-keluarga di Indonesia umumnya mengikuti corak pendidikan yang demokratis. Ki hadjar dewantara menyatakan penyelenggaraan pendidikan itu hendaknya didasarkan pada prinsiping ngerasa sung tulada, ing madya Mangun karsa, Tut Wuri Handayani, yang artinya didepan memberi contoh, ditengah membimbing, dan dibelakang memberi semangat.

Rujukan :
  1. Enung, Fatimah. Psikologi Perkembangan (perkembangan peserta didik).
  2. Jenny Ghicara. Mengatasi perilaku buruk anak.

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment