PageNavi Results No.

Saturday, September 16

Psikologi "Perkembangan Orientasi Masa Depan"


PERKEMBANGAN ORIENTASI MASA DEPAN

Abstrak
Masa remaja merupakan masa perubahan besar yang harus dihadapi oleh setiap orang. Salah satu perkembangan besar yang dialami pada masa remaja adalah perkembangan secara kognitif. Menurut Piaget, remaja secara kognitif
mencapai tahap perkembangan formal operations yaitu kemampuan berpikir secara abstrak (dalam Papalia, 2001). Setiap keputusan yang dibuat mulai
memperhatikan masa depan seperti pekerjaan di masa depan, pendidikan di masa depan, dan membangun keluarga (Nurmi, 1989). Perhatian dan harapan yang terbentuk tentang masa depan, serta perencanaan untuk mewujudkannya, inilah
yang dikenal dengan orientasi masa depan (OMD).
Orientasi masa depan menurut Nurmi (1989) merupakan gambaran yang dimiliki individu tentang dirinya dalam konteks masa depan. Gambaran ini
memungkinkan individu untuk menentukan tujuan-tujuannya, dan mengevaluasi sejauh mana tujuan-tujuan tersebut dapat direalisasikan.
 Proses pembentukan orientasi masa depan secara umum dibagi menjadi tiga tahap yaitu tahap motivasi, tahap perencananaan, dan tahap evaluasi (Nurmi,
1989).
Motivasi adalah suatu dorongan bagi tingkah laku dengan membuat tujuan serta melangkah menuju tujuan yang dibuat (Nurmi, 1989). Perencanaan yaitu bagaimana individu merencanakan perwujudan minat dan tujuan terkait dengan bidang pendidikan yang ingin ditekuninya. Sedangkan evaluasi adalah proses yang melibatkan pengamatan dan melakukan penilaian terhadap tingkah laku yang ditampilkan, serta memberikan penguat bagi diri sendiri (dalam Nurmi, 1989a:16). Orientasi masa depan adalah suatu gambaran yang berada dalam kognitif individu (Nurmi, 1989). Gambaran tentang masa depan ini diwujudkan dalam bentuk pelaksanaan rencana yang disusun oleh individu untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Hasil dari gambaran tentang masa depan dan aktivitas pelaksanaan rencana yang disusun ini dapat dilihat dari prestasi belajar.
Tujuan artikel kontekstual ini adalah untuk melihat apakah ada hubungan antara orientasi masa depan dalam bidang pendidikan dengan prestasi belajar
mahasiswa/i untuk di masa yang akan datang. Semakin jelas orientasi masa depan yang dibentuk maka semakin tinggi prestasi belajar yang dihasilkannya.
Seorang remaja yang sudah memiliki suatu gambaran tentang masa depan, khususnya dalam bidang pendidikan, maka remaja tersebut bertingkah laku sesuai dengan motivasi, perencanaan, serta evaluasi yang dilakukannya. Memiliki suatu tujuan saja tidak cukup, tetapi membuat suatu perencanaan juga penting. Menjadi
seorang penyusun rencana yang baik artinya membuat suatu strategi melalui subsub
tujuan. Evaluasi juga memegang peranan yang penting, remaja melakukan pengamatan dan melakukan penilaian terhadap tingkah laku yang ditampilkan, serta menguatkan diri sendiri. Hasil tentang gambaran tentang masa depan dan
aktivitas pelaksana rencana yang disusun ini dapat dilihat.

A.      Pendahuluan
Orientasi masa depan merupakan salah satu fenomena perkembangan kognitif yang terjadi pada masa remaja yang sedang mengalami proses peralihan mencapai dewasa. Persiapan,tuntutan dan harapan sebagai orang dewasa di masa yang akan datang.
Masa depan merupakan masa yang abstrak sulit diketahuhui kita kedepannya bagaimana? Akan seperti apa? Kongkrit bagi Allah swt namun abstrak bagi kita sebagai makhluknya. Untuk itu tema “orientasi masa depan” ini antisipasi masa depan baik tentang dirinya sendri maupun lingkungannya, motivasi, perencanan, dan evaluasi menghadapi perubahan agar lebih baik di masa depan.
B.       Pembahasan
Orientasi masa depan merupakan salah satu fenomena perkembangan kognitif yang terjadi pada masa remaja. Sebagai individu yang sedang mengalami proses peralihan dari masa anak anak ke masa dewasa,remaja memiliki tugas-tugas perkembangan yang mengarah persiapanya memenuhi tuntutan dan harapan peran sebagai orang dewasa. Oleh sebab itu sebagaimana dikemukakan oleh Elizabet B.  Hurlock (1981), remaja mulai memikirkan tentang masa depan mereka secara sungguh-sungguh. Remaja mulai memberikan perhatian yang besar terhadap berbagai lapangan kehidupan yang akan dijalaninya sebagai manusia dewasa di masa mendatang. Di antara lapangan kehidupan di masa depan yang banyak mendapat perhatian remaja adalah lapangan pendidikan (Nurmi,1989), di samping dunia kerja dan hidup berumah tangga (Havighurst,1984).
Menurut G.Trommsdorff (1983), orientasi masa depan merupakan fenomena kognitif motivasional yang kompleks,yakni antisipasi dan evaluasi diri dimasa depan dalam interaksinya dalam lingkungan.  Sedangkan Menurut Nurmi (1991), orientasi masa depan berkaitan dengan harapan, tujuan, standard, rencana, dan strategi pencapaian tujuan dimasa yang akan datang. Sebagai suatu fenomena kognitif-motivasional yang kompleks,orientasi masa depan berkaitan erat dengan skemata kognitif,yaitu suatu organisasi perceptual dari pengalaman masa lalu beserta kaitanya dengan pengalaman masa kini dan dimasa yang akan datang, (chaplin, 2002)  baik tentang dirinya sendiri maupun tentang lingkunganya, atau bagaimana indivindu mampu menghadapi perubahan konteks dari berbagai aktivitas di masa depan. Neiser (dalam Nurmi, 1969), menyebut skemata kognitif sebagai mediator bagi masa lalu dalam mempengaruhi masa depan. Skemata kognitif berisi tentang perkembangan sepanjang rentang hidup yang diantisipasi, pengetahuan kontekstual, keterampilan, konsep diri, dan gaya atribusi dari skemata yang dihasilkan individu berusaha mengantisifasi peristiwa peristiwa di masa depan dan memberikan makna pribadi terhadap suatu peristiwa tersebut,serta membentuk harapan-harapan baru yang hendak diwujudkan dalam kehidupan dimasa yang akan datang.
Menurut Nurmi, skema kognitif tersebut berinteraksi dengan tiga tahap proses pembentukan orientasi masa depan, yaitu : (1) motivation/motivasi (2) planning/perencanaan (3) evaluation/evaluasi.
1.      Tahap motivation. Tahap motivasional merupakan tahap awal pembentukan orientasi masa depan remaja. Tahap ini mencangkup motif, minat dan tujuan yang berkaitan dengan orientasi masa depan. Pada mulanya remaja menetapkan tujuan berdasarkan perbandingan antara motif umum dan penilaian, serta pengetahuan yang mereka miliki tentang perkembangan sepanjang rentang hidup yang dapat mereka antisipasi. Ketika keadaan masa depan beserta faktor pendukungnya telah menjadi sesuatu yang diharapkan dapat terwujud, maka pengetahuan yang menunjang terwujudnya harapan tersebut menjadi dasar penting bagi perkembangan motivasi dalam orientasi masa depan. Jadi, sebagaimana dikemukakan oleh Nurmi, perkembangan motivasi dan orientasi masa depan merupakan proses yang kompleks, yang melibatkan subtahap, yaitu:
a.  Munculnya pengetahuan yang baru yang relevan dengan motif umum atau penilaian individu yang menimbulkan minat yang lebih spesifik.
b.  Individu mulai mengeksplorasi pengetahuannya yang berkaitan dengan minat baru tersebut.
c.   Menentukan tujuan spesifik, dan terakhir memutuskan kesiapan untuk membuat komitmen yang berisikan tujuan tersebut.
2.      Tahap planning. Perencanaan merupakan tahap kedua proses pembentukan orientasi masa depan individu, yaitu bagaimana remaja membuat perencanaan tentang terwujudnya minat dan tujuan mereka. Menurut Nurmi, perencanaan dicirikan sebagai suatu oroses yang terdiri dari tiga subtahap yaitu :
a.   Penentuan subtujuan. Pada Subtahap ini, individu membentuk suatu representasi dari tujuan-tujuannya dan konteks masa depan dimana tujuan tersebut diharapkan dapat terwujud. Kedua hal ini didasari oleh pengetahuan individu tentang konteks dari aktivitasdi masa depan.
b.   Penyusunan rencana. Pada subtahap ini, individu membuat rencana dan menetapkan strategi untuk mencapai tujuan dalam konteks yang dipilih. Dalam penyusunan suatu rencana, individu dituntut menentukan cara-cara yang dapat mengarahkannya pada pencapaian tujuan dan menentukan cara mana yang paling efisien. Pengetahuan tentang konteks yang diharapkan dari suatu aktivitas di masa depan menjadi dasar bagi perencanaan ini. Kemudian, berbagai cara yang bertindak yang ditetapkan  harus dievaluasi, sehingga tujuan-tujuan dan rencana-rencana yang telah disusun dapat terwujud.
c.   Melaksanakan rencana dan strategi yang telah disusun,individu dituntut melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan rencana tersebut. Pengawasan dapat dilakukan dengan membandingkan tujuan yang telah ditetapkan dengan konteks yang sesungguhnya di masa depan. Artinya, selama melaksanakan rencana, individu harus melakukan pengawasan secara sistematis, apakah tujuan yang telah ditetapkan dapat didekati melalui sistem yang sedang dilaksanakan atau tidak. Jika tidak, maka harus dilakukan berubahan terhadap rencana-rencanayang ada.
3.      Tahap evaluation, evaluasi merupakan tahap akhir dari proses pembentukan orientasi masa depan. Nurmi memandang evaluasi ini melibatkan pengamatan dan melakukan penilaian terhadap tingkahlaku yang dirampilkan, serta memberikan penguat bagi diri sendiri. Jadi meskipun tujuan dan dan perencanaan orientasi masa depan belum diwujudkan, tetapi pada tahap ini individu telah harus melakukan evaluasi terhadap kemungkinan-kemungkinan terwujudnya rencana dan tujuan tersebut. Dalam proses evaluasi ini, konsep diri memainkan  peranan yang penting, terutama dalam mengevaluasi kesempatan yang ada untuk mewujudkan tujuan dan rencana sesuai kemampuan yang dimiliki individu.
Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa orientasi masa depan mengandung aspek-aspek motivasional, afektif dan aspek kognitif. Aspek motivasional dan afektif orientasi masa depan berkaitan dengan pemuasan kebutuhan-kebutuhan subjektif, termasuk kecenderungan untuk mendekatkan atau menjauhkan diri serta dapat dinyatakan dalam sikap yang lebih optimis atau pesimis,lebih positif atau negatif, serta berhubungan dengan sistem nilai dan tujuan yang dimiliki individu dan tergambar dalam skemata yang dibentuk mengenai diri dan lingkungannya. Semesntara itu aspek kognitif dari orientasi masa depan tergambar dalam struktur antisipasi yang dimiliki individu. Dalam mengantisipasi masa depan, individu dapat menghasilkan gambaran yang lebih sederhana atau yang lebih kompleks,lebih luas atau lebih sempit,tepat, serta besarnya kontrol yang dimiliki individu atas masa depannya.
Dengan turut sertanya aspek kognitif, maka perkembangan orientasi masa depan sangat dipengaruhi oleh perkembangan kognitif. Menurut Nurmi, orientasi masa depan terlihat lebih nyata ketika individu telah mencapai tahap perkembangan pemikiran oprasional formal. Ini berarti masa remaja merupakan masa perkembangan pesatnya orientasi masa depan. Hal ini karena sesuai teori perkembangan kognitif piaget, masa remaja telah mencapai tahap pemikiran oprasional formal. Pemikiran oprasional formal, telah memberi remaja kemampuan untuk mengantisipasi masa depannya, atau kemampuannya membuat skema kognitif untuk merumuskan rencana bagi masa depannya. Dengan pemikiran oprasional formal, membuat remaja mampu berfikir secara abstrak dan hipotesis, serta merumuskan proposisi secara logis, sehinngga pada gilirannya remaj mampu membuat perencanaan dan melakukan evaluasi terhadap rencana-rencana di masa depannya.
Menurut Nurmi (1991), pada umumnya orientasi masa depan remaja berkisar pada tugas-tugas perkembangan yang dihadapi pada remaja dan dewasa awal, yang meliputi berbagai lapangan kehidupan, terutama pendidikan,pekerjaan, dan perkawinan. Akan tetapi, di bagian lain Nurmi menjelaskan yang lebih banyak mendapat perhatian remaja adalah wilayah pendidikan. Besarnya perhatian remaja terhadap bidang pendidikan berkaitan erat dengan persiapannya memasuki dunia kerja pada masa dewasa awal. Orientasi tentang jenis pekerjaan di masa depan merupakan faktor penting yang mempengaruhi minat dan kebutuhan remaja untuk yang akan menjalani pendidikan. Jadi , pada dasarnya dunia pendidikan bagi remaja merupakan awal dari dunia karirnya. Remaja telah menyadari batapa untuk mendapatkan jenis pekerjaanyang dicita-citakan menuntut dimilikinya sarana pengetahuan dan keterampilan yang relevan. Dalam hal ini, pendidikan dipandang sebagai cara paling utama dalam memperoleh penguasaan dan keterampilan yang relevandengan jenis pekerjaan yang didambakan tersebut.
Meskipun orientasi masa depan merupakkan tugas perkembangan yang harus dihadapi pada masa remaja dan dewasa awal, namun tidak dapat dipungkiri bahwa pengalaman dan pengetahuan remaja tentang kehidupan di masa mendatang sangat terbatas. Untuk itu, remaja sangat membutuhkan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, terutama orang tua. Dalam hal ini Nurmi menjelaskan meski teman sebaya dan lingkungan sekolah memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan remaja, namun sesungguhnya orang tua tetap menjadi bagian penting bagi kehidupan mereka. Orang tua masih sangat dibutuhkan remaja dalam memberikan saran dan nasehat ketika hendak membuat suatu keputusan yang bersifat jangka panjang, yang penting tetapi sulit untuk dilakukan, seperti keputusan tentang program pendidikan yang hendak ditekuninya di masa depan. Singkatnya, dukungan orng tua masih sangat dibutuhkan oleh remaja dalam memutuskan rencana masa depannya.
Mengacu pada pendapat Gottlienb (1983) dukungan orang tua terhadap pembentukan orientasi masa depan remaja dapat dilakukan melalui pemberian informasi atau nasehat verbal dan non-verbal, bantuan nyata atau tindakan yang mempunyai manfaat emosional bagi remaja. Sementara itu, menurut pendapat Winnubst,dkk 1998, dukungan orang tua dapat diwujudkan dalam empat bentuk, yaitu: pertama , dukungan emosional,mencangkup ungkapan empati, kepedulian dan keprihatian orang tua terhadap remaja. Kedua, dukungan penghargaan; terjadi lewat penghargaan positif terhadap remaja, dorongan untuk maju atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan, dan membangkitkan harga diri remaja. Ketiga, dukungan instrumental; mencangkup bantuan langsung secara materi atau pemberian fasilitas dan pelayanan pada remaja. Keempat, dukungan informatif; mencangkup pemberian nasehat, petunjuk-petunjuk,saran-saran atau umpan balik bagaimana remaja seharusnya bertindak, mengenali dan menyelesikan masalah secara lebih mudah,sesuai pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki orang tua.

Rujukan :
Prof. Dr. Hj. SAMSUNUWIYATI MAR’AT, S.Psi. 2016. PSIKOLOLOGIS PERKEMBANGAN. BANDUNG.

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment